Percik Firman: Menjadi Cahaya Bagi Sesama

0
870 views

Kamis, 26 Maret 2020
Bacaan Injil: Yoh 5:31-47

“Yohanes adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya” (Yoh 5:35)

Saudari/a ku ytk.,

SEPULANG rapat pengurus UNIO di Semarang sebulan yang lalu, kami pulang melewati daerah Kopeng. Di sana ada warung yang unik dan tradisional warna ijo. Kami mampir makan siang di warung itu. Di beberapa sudut ada aneka hiasan perabot rumah tangga zaman dulu. Salah satunya ada lampu teplok. 

Saat ini lampu teplok seperti itu memang sudah jarang dipakai di rumah-rumah. Tetapi kadang masih bisa kita lihat saat kita jajan sego kucing di angkringan. Apakah Anda (masih) tahu lampu teplok?

Lampu teplok adalah lampu tradisional dari minyak tanah. Lampu atau pelita ini bisa menerangi kegelapan di dalam rumah meski nyalanya kecil. Zaman sebelum ada listrik masuk desa, rumah-rumah diterangi lampu teplok atau sentir. Jika ada keluarga punya hajatan, biasanya ada lampu petromax. Bahkan asyiknya saat musim penghujan, pasti ada binatang laron yg mengerubungi lampu. Atau saat belajar seseorang bisa terbakar rambutnya karena ngantuk dan tertidur hehe…

Pelita atau lampu biasanya berfungsi menerangi. Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus menyentil dan mengingatkan orang untuk menjadi pelita atau cahaya bagi orang lain, seperti Yohanes Pembaptis. Allah telah mengirim banyak ‘pelita’ untuk menuntun dan menerangi umatNya. 

Pelita zaman Perjanjian Lama adalah Musa dan para nabi. Bahkan pada zaman Perjanjian Baru Tuhan mengirim Yohanes sebagai pelita. Ditegaskan Yesus, “Yohanes adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu”.

Kita diingatkan untuk menerima ‘cahaya’ yang dikirim Tuhan dalam hidup kita ini. Cahaya itu bisa keluarga kita, anak cucu kita, teman kita, pimpinan kita, anak buah kita, gembala kita, firman Tuhan yang kita terima setiap hari, dsb. Dan kita juga diingatkan Tuhan untuk menjadi pelita atau cahaya bagi sesama kita di manapun berada. 

Nyalanya tidak perlu terang benderang, ntar malah menyilaukan mata. Meski nyalanya kecil, it’s okey. Tdk apa-apa. Seperti teplok atau pelita tadi, mari kita berbuat baik dalam hidup ini meski hanya kecil.

Mari kita menjadi cahaya atau “teplok” di tengah masyarakat kita masa ini, terlebih pada masa pencegahan dan penanganan menyebarnya virus Corona di berbagai tempat. Jangan padam semangatmu dan tetap berpengharapan.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here