Home BERITA Percik Firman : Menjadi Pribadi Tangguh

Percik Firman : Menjadi Pribadi Tangguh

0
1,002 views

Sabtu, 23 Juli 2022

Bacaan Injil: Mat. 13: 24-30

”Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah ilalang itu?” (Mat 13:27)

Saudari/a ku ytk.,

MERENUNGKAN sabda Tuhan hari ini tentang gandum dan ilalang, saya teringat akan buku ”Strawberry Generation”. Dalam buku itu, Prof Rhenald Kasali menguraikan bagaimana situasi umum generasi saat ini dan bagaimana mendampinginya agar menjadi pribadi yang tangguh. Buku ini mengingatkan orang muda agar tidak menjadi “generasi strawberry”. 

Mereka adalah generasi yang memiliki banyak ide dan gagasan kreatif, tetapi kadangkala mudah menyerah dan gampang sakit hati (baper, tersinggung). Ibarat buah strawberry, tampak indah dari luar, tetapi mudah tergores atau terluka ketika kena benturan atau gesekan sedikit saja.

”Strawberry Generation” merupakan sebutan untuk generasi yang manja, yang mudah rapuh, dan yang tidak tahan banting terhadap gesekan atau tantangan yang ada. Pribadi seperti itu perlu dilatih agar tidak berpikir dengan jalan pintas (instan). Namun untuk melakukannya dibutuhkan kerelaan dan kesadaran diri mereka, tidak bisa melalui paksaan. 

Buku ini juga memberikan beberapa nasehat bagi orang tua, pendidik, dan generasi muda: belajarlah dari mereka yang berhasil, bersiaplah menerima kritik dengan jiwa besar, serta milikilah mindset penerobos dan penantang kesulitan. 

Menurut Rhenald Kasali, orang muda saat ini perlu memiliki karakter pribadi yang punya daya juang. Mereka harus dididik untuk terbiasa menghadapi tantangan, bukan menghindarinya. Mereka perlu dibimbing agar mengalami perubahan dari pribadi rapuh menjadi pribadi yang tangguh.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus memberikan perumpamaan Kerajaan Sorga seperti orang yang menabur benih gandum. Yesus menjelaskan bahwa orang yang menabur benih yang baik di ladang adalah Dia sendiri. Tetapi ketika semua orang tertidur, musuh atau iblis menaburkan benih ilalang. 

Ketika hamba-hamba atau para malaikat melihat gandum dan ilalang tumbuh bersama, mereka bertanya kepada Tuhan apakah mereka perlu mencabut ilalang tersebut. Namun, Tuhan mengatakan bahwa mereka harus menunggu sampai waktu menuai atau akhir zaman. Kualitas gandum akan teruji saat tetap bisa hidup bersama ilalang sampai musim panen.

Kristus telah menaburkan benih yang baik kepada setiap orang. Untuk dapat merawat benih itu dan mencapai Kerajaan Sorga, diperlukan kewaspadaan dan senantiasa berjaga. Mengapa? Karena si jahat menaburkan benih ilalang, dan dengan demikian secara aktif merusak benih yang baik yang ditaburkan oleh Kristus. Sikap antisipasi perlu dilakukan.

Yesus ingin menekankan pentingnya untuk senantiasa berjaga-jaga terhadap serangan si jahat dan berjaga-jaga sampai pada akhir kehidupan kita. Dia mengajak kita untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa, sehingga kita tidak jatuh dalam percobaan. Kita ditantang untuk tahan banting, tangguh, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan godaan di sekitar kita. 

Disadari, tak jarang hidup kita dibayang-bayangi oleh kejahatan atau godaan untuk berbuat jahat. Atau barangkali si jahat atau si penggoda ada di sekitar kita. Dengan situasi seperti itu bisa jadi Tuhan sedang mendidik, menggembleng dan menguji kita agar menjadi pribadi yang tangguh dan kuat dalam prinsip. 

Pertanyaan refleksinya, seberapa tangguh Anda menghadapi kesulitan atau godaan selama ini? Bagaimana usaha Anda untuk melindungi diri dari kuasa roh jahat (godaan) selama ini? Apa yang menjadi ”ilalang” dalam hidupmu ahir-akhir ini?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). Selamat berakhir pekan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here