Percik Firman : Mutiara Hidupku

0
221 views

Rabu, 27 Juli 2022

Bacaan Injil: Mat 13:44-46 

Saudari/a ku ytk.,

KALAU benda itu diyakini sebagai sesuatu yang berharga, pasti akan tekun dicari sampai mendapat, lalu dirawat dan dijaga sebaik-baiknya. Maka, benar ungkapan ini: “Teteken kanthi tekun apa sing digayuh bakal tekan”. (Dengan bersemangatkan ketekunan apa yang kita usahakan akan bisa kita raih). 

Pada zaman Yesus dan para Rasul, mutiara sangat diminati. Konon para pedagang harus pergi ke Laut Merah, Teluk Persia, dan juga ke India untuk mendapatkan mutiara. 

Mutiara yang rendah mutunya berasal dari Laut Merah. Sedangkan mutiara yang bagus mutunya berasal dari Teluk Persia, pesisir Sri Lanka dan India. 

Seorang pedagang harus mengadakan perjalanan yang membutuhkan ketekunan dan “pengorbanan” untuk mendapatkan mutiara yang lebih besar dan lebih baik mutunya. 

Bacaan Injil hari ini mengisahkan perumpamaan Tuhan Yesus mengenai Kerajaan Surga. Kerajaan Surga seumpama harta yang terpendam di ladang dan mutiara yang berharga. 

Ketika seseorang akhirnya dapat menemukan harta atau mutiara yang berharga itu, maka orang itu rela menjual seluruh miliknya untuk membeli tanah di tempat harta tersebut berada. Dikisahkan dalam Injil, “Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” 

Bapa-Bapa Gereja, seperti Santo Ireneus dan Santo Agustinus, mengidentifikasikan harta terpendam dan mutiara yang berharga tadi adalah Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus adalah mutiara yang tak ternilai harganya. Dialah Sang Juru Selamat. Dialah jaminan keselamatan dan kebahagiaan kekal. 

Orang-orang yang baru bertobat sering mengatakan hal: “Saya telah menemukan Kristus. Kenapa kok tidak sejak dulu saya dibaptis dan menerima Kristus.” 

Mereka yang sudah mengikuti Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP) dan Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP), misalnya, juga sering mengungkapkan, “Saya menemukan Kristus kembali dalam hidup beriman saya.” Maka, sebagai alumni KEP atau SEP, mereka menyatakan “Siap Diutus” untuk mewartakan Kristus “Sang Mutiara Iman.” 

Mereka kemudian aktif dalam kegiatan di lingkungannya, peduli pada hidup menggereja di parokinya  dan mengajak sebanyak mungkin saudaranya, teman-temannya, bahkan anak buahnya di kantor untuk juga menemukan kembali Kristus dalam hidup beriman Katoliknya selama ini. Hidup beriman menjadi seperti di-charge, disegarkan kembali. 

Pertanyaan refleksinya, apa yang menjadi “mutiara yang berharga” dalam hidup Anda saat ini (keluarga, Yesus, Bunda Maria, iman kekatolikan, imamat, dsb)? Apa komitmen Anda untuk merawat mutiara-mutiara berharga itu?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Seminari TOR Sanjaya Jangli, Semarang. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here