Senin, 25 Juli 2022 Pesta Santo Yakobus, Rasul Bacaan Injil: Mat 20:20-28
“Datanglah ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu” (Mat 20:20)
Saudari/a ku ytk.,
MERENUNGKAN bacaan Injil pada pesta Santo Yakobus Rasul hari ini, saya teringat akan sebuah lagu masa kecil yang berjudul “Kasih Ibu”. Anda tentu hafal lirik lagu tersebut: “Kasih ibu kepada beta/ Tak terkira sepanjang masa/ Hanya memberi, tak harap kembali/ Bagai sang surya menyinari dunia”.
Setiap orang tentu mempunyai kenangan akan sosok ibu. Seorang ibu pasti mau berkorban demi anak-anaknya. Apapun dilakukan demi kebahagiaan anak-anaknya, sampai “sikil dienggo sirah, sirah dienggo sikil” (kaki untuk kepala, kepala untuk kaki). Artinya, ibu sungguh total dalam mengasihi kita.
Sampai juga ada ungkapan, “Seorang ibu bisa merawat sepuluh anak dengan kasih, tetapi sepuluh anak belum tentu bisa merawat seorang ibu dengan kasih”.
Sekedar sharing kecil, saya ingat bagaimana mamak sampai rela menjual kalungnya untuk membelikan dua kamus bahasa Inggris-bahasa Indonesia saat masuk Seminari waktu itu. Saat saya frater di Seminari TOR Jangli-Semarang tahun 2002, mamak ditemani mas Bowo mengunjungi saya dengan naik bus. Katanya sampai mabuk kendaraan beberapa kali, karena tidak tahan dengan bau solar.
Luar biasa, perjuangan seorang ibu. Tentu Anda juga mempunyai pengalaman istimewa akan kasih ibu bagi hidup Anda.
Pada hari ini Gereja merayakan pesta Santo Yakobus Rasul. Yakobus adalah anak nelayan dari pasutri Zebedeus-Salome. Dia kakak dari Yohanes Rasul. Kedua kakak beradik itu dijuluki “anak-anak guntur atau halilintar”.
Ia disebut Yakobus Tua karena kondisi tubuhnya yang tinggi dan besar, serta umurnya yang lebih tua daripada Yakobus Alfeus. Yesus memanggil dia bersama adiknya Yohanes sebagai murid-Nya tatkala mereka sedang memperbaiki jalanya di tepi Danau Galilea bersama ayahnya.
Yakobus mempunyai orangtua yang sangat menyayanginya, terlebih ibunya. Dalam injil hari ini dikisahkan betapa sayangnya sang ibu, yakni Ibu Salome. Dikisahkan, “Datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya”.
Ibunya meminta kepada Yesus agar kedua anaknya diberi kedudukan terhormat dalam Kerajaan Allah. Mengapa? Sebagai seorang ibu, ia sudah mempersembahkan kedua anaknya pada Tuhan. Secara manusiawi permintaan ini tentu wajar. Ibu mana yang tidak ingin anaknya hidup bahagia dan sukses? Iya khan?
Atas permintaan itu, Yesus tidak marah. Justru Yesus dengan tenang mengajak mereka memikirkan dan menantang apakah mereka sanggup meminum piala penderitaanNya. Ketika mereka mengatakan, “kami dapat”, Yesus mengatakan bahwa mereka akan meminum cawan penderitaan itu. Namun hal duduk di dalam Kerajaan Allah hanyalah diberikan kepada orang yang berkenan kepada Allah Bapa.
Allah Bapa ternyata berkenan atas komitmen dan niat baik keluarga Zebedeus. Yakobus mewartakan Injil sampai ke Spanyol. Relikwinya sangat terkenal dan dihormati di Santiago de Compostela, Spanyol.
Tempat itu sampai sekarang menjadi tempat ziarah yang favorit, baik bagi anak muda maupun orang tua. Bahkan ada tradisi ziarah dengan berjalan kaki (peregrinasi) menuju tempat itu. Ada yang rute pendek, rute sedang, dan rute panjang.
Dalam perjalanan waktu, Yakobus adalah rasul pertama yang minum piala kemartiran. Saat kembali ke Yerusalem, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman pancung (dipenggal kepala) pada tahun 44 atas perintah Raja Herodes Agripa I. Dia meninggal sebagai martir Kristus.
Pertanyaan refleksinya, kenangan apa yang masih Anda ingat terkait dengan kasih ibu terhadap hidup Anda? Apa yang dapat Anda usahakan agar membahagiakan ibu Anda?
Santo Yakobus, doakanlah kami. Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Seminari TOR Sanjaya, Jangli-Semarang.# Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)