Percik Firman: Pewarta Kabar Gembira

0
443 views

Kamis, 23 April 2020

Bacaan : Yoh 3:31-36

“Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” (Yoh 3:35)

Saudari/a ku ytk.,

MERENUNGKAN bacaan Injil hari ini, saya ingat akan pernyataan Pak Ahok saat dalam sidang dakwaan kepadanya beberapa tahun yang lalu. Ditegaskannya, “Mengapa saya bukan kafir? Karena saya juga taat kepada Tuhan dan agama saya diakui oleh Negara. Dan iman kepercayaan saya didasarkan pada firman Tuhan yang hidup.”

Lebih lanjut diungkapkan, “Itu sebabnya, pada bulan April ini, semua orang Indonesia, suka tidak suka, baru saja merayakan libur nasional pada hari kematian Tuhan Yesus (Jumat Agung) dan hari kebangkitan Yesus (Paskah) dan (nanti) perayaan kenaikan Isa Almasih yaitu Tuhan Yesus ke Surga. Perlu saya ceritakan, itulah yang saya imani bahwa Tuhan Yesus mati menggantikan saya yang harusnya binasa karena dosa dan sediakan tempat di Surga setelah dia bangkit dan naik ke surga”. 

Pak Ahok memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Bahkan dalam kesempatan itu dia juga mewartakan imannya. Ia tidak takut. Kenapa tidak takut? Karena sebagai anak Allah, Pak Ahok yakin Allah mengasihi dia. Allah memberinya berkat. Imannya membuat dia kuat. Yesus memberinya inspirasi. 

Sabda Tuhan hari ini menegaskan hal itu. Yohanes memberikan kesaksian bahwa Allah Bapa mengasihi Yesus, anak-Nya. Allah juga mengasihi kita, anak-anak-Nya. Yohanes mewartakan kasih Allah tersebut, “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya”. 

Kesaksian Yohanes memberikan informasi kepada kita bahwa Allah telah menyerahkan segala sesuatu kepada Kristus, sehingga hanya melalui Dialah semua orang yang percaya kepadaNya mendapatkan keselamatan. Dia adalah tokoh sejarah, yang diutus ke dunia ini untuk menyampaikan kabar gembira, kabar keselamatan. Dialah juru selamat, yakni pribadi yang punya kompetensi atau kemampuan istimewa untuk mengantar kita pada keselamatan sejati. 

Sebagai orang Kristiani, kita dipanggil untuk mewartakan Kristus Sang Juru Selamat dalam perkataan dan  tindakan kita sehari-hari. Seorang pewarta harus yakin dengan apa yang diwartakan. Dia juga perlu mewartakan dengan sukacita, bukan dengan wajah yang mbesengut, mrengut, atau tak bersemangat.

Pertanyaan refleksinya, apakah Anda merasa dikasihi oleh Allah dalam hidup ini? Apa yang sudah dan akan Anda lakukan sebagai pewarta kabar gembira pada masa wabah Covid-19 ini? 

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here