Percik Firman : Pribadi yang ‘Mencla-Mencle’

0
413 views

Selasa dalam Pekan Suci, 7 April 2020

Bacaan Injil : Yoh 13: 21-33.36-38

“Kata Petrus kepada-Nya: ‘Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” (Yoh 13:37)

Saudari/a ku ytk.,

SAAT musim kampanye Pemilihan Presiden beberapa tahun yang lalu, ada aneka janji yang dilontarkan oleh beberapa tokoh politik. Kadang janji itu tidak ditepati. Misalnya, jika lawan politiknya terpilih, ia akan jalan kaki dari Jogja ke Jakarta, atau sebaliknya. Tetapi janji ini tidak dilaksanakan. 

Atau ada politikus yang berjanji jika terpilih sebagai wakil rakyat, ia tidak akan korupsi atau katakan “no” pada korupsi. Tetapi pada kenyataannya dia korupsi dan sekarang dipenjara. Mereka tidak konsisten dengan apa yang dikatakannya atau mencla-mencle.

Bacaan Injil hari ini berlatar belakang Perjamuan Malam Terakhir. Yesus menubuatkan kematian-Nya dan pengkhianatan murid-murid-Nya. Mereka kaget, bahkan beberapa orang seperti Petrus menyatakan loyalitas dan janji setianya pada Yesus secara terbuka. Tapi apa yang terjadi kemudian? Petrus ‘mencla-mencle’, tidak konsisten dengan omongannya. Jangankan membela Yesus, ia justru menyangkal Yesus sampai 3 kali.

Ada 3 karakter murid Yesus dalam injil hari ini:

  1. Murid Yesus yang sangat dikasihi, namun tidak diberitakan namanya, yang bertanya kepada Yesus akan makna ucapan-Nya.
  2. Petrus yang lantang menyatakan kepada Yesus, “kemana Engkau pergi…Aku akan memberikan nyawaku kepada-Mu”.
  3. Yudas tidak mengatakan apa-apa dan langsung hilang dalam kegelapan malam.

Masing-masing karakter itu bisa jadi merefleksikan berbagai macam hubungan kita dengan Yesus. Kita bisa mengalami 3 karakter itu. Artinya, ketika saya merefleksikan diri bahwa saya telah begitu dikasihi oleh Tuhan, saya mungkin menemukan bahwa sangat sulit untuk membayangkan akan adanya orang yang menolak kasih Yesus. Saya bisa menyebarkan kasih itu dengan sangat antusias. 

Tetapi saya juga bisa menjadi Petrus, yang secara lantang menyatakan kesetiaan terhadap Yesus sebagai Juru Selamat, bahkan berkomitmen akan memberikan nyawa untuk Yesus. Tapi ketika dihimpit keadaan yang sulit, justru menyangkal telah mengenal Yesus. Tapi saya juga bisa menjadi seperti Yudas yang diam dan menolak kasih Tuhan, lalu hilang dalam kegelapan malam.

Pertanyaan refleksinya, apakah Anda merasa dikasihi Tuhan? Apakah Anda pernah mencla-mencle? Dan pernahkah Anda hanya diam dalam kebersamaan lalu langsung “pergi menghilang dalam kegelapan” tanpa pamit? 

Mari berefleksi dan intropeksi diri menjelang Trihari Suci ini.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here