Kamis, 14 September 2017
Pesta Salib Suci
Bacaan: Yohanes 3:13-17
“Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh 3:17)
Saudari/a ku ytk.,
PADA hari Selasa (12/9) di Roma terjadi sciopero, yaitu pemogokan pelayanan transportasi angkutan umum yang dilakukan serikat pekerja (para sopir bus). Pada jam-jam itu tidak ada transportasi umum di jalan raya. Saya harus berangkat lebih awal ke kampus. Memang awalnya tidak nyaman. Sebelum sampai kampus, tiba-tiba saya digerakkan untuk melangkahkan kaki masuk ke sebuah gereja. Namanya Gereja atau Basilika 12 Rasul.
Saya kemudian berdoa di depan salib Yesus. Salibnya sangat besar dan ekspresif. Tiba-tiba air mata saya mengalir saat berdoa. Salib itu begitu penuh makna dan simbol. Di bawah altar gereja itu, ternyata, ada makam (tomba) dua rasul Yesus, yakni Santo Filipus dan Santo Yakobus Muda. Saya turun ke makam itu dan berlutut bersyukur pada Tuhan. Saya menyadari bahwa saya bisa sampai di sini karena dituntun oleh iman akan Yesus yang wafat di salib.
Hari ini Gereja merayakan Pesta Salib Suci, yaitu salib Tuhan Yesus Kristus sendiri. Lalu, apa makna salib Yesus? Bagi orang Yahudi, salib adalah penghinaan. Mengapa disebut penghinaan? Karena salib bagi mereka adalah tempat penyiksaan bagi orang-orang berdosa, orang jahat, dan yang pantas mendapat hukuman mati. Sedangkan bagi orang Yunani, salib adalah kebodohan. Mengapa disebut kebodohan? Karena mereka berpikir, “Masak sich seorang Raja kok mati di kayu salib.”
Tetapi bagi kita orang Katolik salib adalah kemenangan dan keselamatan. Mengapa? Karena di sanalah Tuhan Yesus menebus dosa-dosa umat manusia. Ditegaskan dalam Injil hari ini, “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Dia merelakan hidup-Nya secara total untuk menderita, sengsara, dan wafat. Sekalipun sebagai seorang Raja, namun Tuhan Yesus mau merendahkan diri sama seperti manusia, bahkan sampai wafat di salib untuk menyelamatkan kita para pendosa.
Pesta Salib Suci dalam kalender liturgi Gereja Katolik biasanya disebut “In Exaltatione Sanctae Crucis”. Dirayakan setiap tanggal 14 September. Pesta ini untuk memperingati penemuan salib Yesus pada tahun 320 oleh Santa Helena, ibunda Kaisar Romawi Konstantinus. Sejarah mencatat, setelah penemuan salib Yesus oleh Santa Helena itu, sebuah basilika didirikan oleh Kaisar Konstantinus di atas Makam Kudus Yesus di Yerusalem. Dan kemudian basilika itu diberkati pada tanggal 14 September 335 dengan sangat meriah dan khidmat.
Sehari setelah pemberkatan basilika tersebut, kayu Salib Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Kemudian salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Sejak saat itulah perayaan Salib Suci sudah menjadi kegiatan rutin di Gereja Timur. Tradisi ini terus berlanjut dan setiap tahun selalu dirayakan di Yerusalem.
Ternyata perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Siria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem. Tidak kurang dari 40 uskup rela menempuh perjalanan jauh dari keuskupan mereka untuk menghadiri perayaan ini. Di Yerusalem pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut. Dan pada masa itu pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani (Penampakan Tuhan). Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki) hingga Roma pada akhir abad ke-7. Akhirnya, pesta ini kemudian menjadi bagian dari liturgi Gereja Barat (Katolik Roma) pada abad ke-7, yang dikenal dengan Pesta Salib Suci.
Yesus telah setia memanggul salib-Nya menuju Golgota. Sebagai pengikut Yesus, kita juga mempunyai salib masing-masing yang harus kita panggul. Salib yang dimaksud di sini bukanlah seperti kayu salib yang dipanggul oleh Yesus, tetapi bisa berupa beban atau masalah hidup kita ataupun peristiwa yang tidak mengenakan terjadi. Tuhan meminta kita untuk memanggul salib itu. Mungkin berat atau bisa juga ringan, namun ketika kita setia memanggulnya bersama Yesus, akan terasa ringan dan melegakan.
Dalam Gereja Katolik ada sebuah doa tradisional yang sudah berkembang berabad-abad, yaitu Doa Kepada Salib Suci Kristus. Saya sering mengajak umat untuk mendoakannya setiap kali ada misa pemberkatan rumah atau saat ada umat yang konsultasi atas beban hidupnya, saya tawari doa tersebut. Mari pada saat Pesta Salib Suci Kristus hari ini, secara khusus kita mendaraskan doa tersebut:
DOA KEPADA SALIB SUCI KRISTUS
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus, yang wafat di kayu salib, disalib untuk dosa kami.
Kristus suci yang disalib, mohon selalu beserta kami.
Kristus suci yang disalib, mohon perlindungan.
Kristus suci yang disalib, Kau adalah terang abadi untuk keluarga kami.
Kristus suci yang disalib, lindungilah kami dari senjata tajam.
Kristus suci yang disalib, datanglah di akhir perjalanan hidup kami.
Kristus suci yang disalib, lindungilah kami dari godaan dalam menghadapi maut.
Kristus suci yang disalib, lindungilah kami dari malapetaka.
Kristus suci yang disalib, lindungilah keluarga kami dari niat jahat sesama manusia dan lumpuhkanlah segala kekuatan gelap yang berada dalam tubuh mereka, sehingga mereka tidak berkutik sampai akhir hidup mereka.
Kristus suci yang disalib, lindungilah keluarga-keluarga kami dari roh-roh jahat.
Kami mohon perintahkanlah Malaikat Mikael untuk membelenggunya,
bila mereka mengganggu dan berusaha untuk tinggal di rumah kami.
Salib Suci Kristus, keluarga kami meluhurkan Dikau,
Yesus dari Nazaret yang tersalib, bukalah pintu rejeki bagi keluarga kami agar kami tidak mengalami kesulitan dalam berbagai usaha kami.
Salib Suci Kristus, kami meluhurkan Dikau,
O Yesus dari Nazaret yang disalib, lindungilah kami dari seteru yang jahat,
yang terlihat dan yang tidak terlihat, sekarang dan selama-lamanya. Amin.
Berkah Dalem dan salam teplok dari Roma.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)