Percik Firman : Setia dan Bijaksana

0
185 views

Kamis, 31 Agustus 2023

Bacaan Injil: Mat 24:42-51

“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?” (Mat 24:45)

Saudari/a ku ytk.,

TENTU saja orang akan senang jika mempunyai karyawan yang baik dan jujur. Mereka akan dipuji oleh tuannya, bahkan diberi hadiah atau bonus. Dalam bacaan Injil pada hari ini Tuhan Yesus memuji hamba yang baik. Karena ia dapat dipercaya dan diandalkan tuannya.

Hal itu tampak dalam perumpamaan tentang hamba yang baik dan hamba yang jahat. Hamba yang baik adalah hamba yang setia dan bijaksana. Tuhan Yesus menegaskan, “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?”

Kesetiaan ditujukan kepada Allah, sedangkan bijaksana terutama ditujukan kepada sikap terhadap sesama. Orang yang setia biasanya hidupnya jujur dan dapat diandalkan. Meski tidak ada tuannya, ia tetap melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya. Orang yang bijaksana biasanya tidak emosional, tidak mudah menghakimi orang lain, dan tidak mencari kesalahan orang lain.

Perumpamaan itu disampaikan Tuhan Yesus untuk menjelaskan tentang kedatangan Tuhan. Pada kenyataannya tak seorang pun mengetahui kapan Tuhan datang. Tuhan memberi kita kemerdekaan menjalani hidup ini. Kita perlu berjaga-jaga dan siap sedia.

Salah satu contoh hamba Allah yang setia dan bijaksana adalah Santa Monika. Selama sekitar 32 tahun Santa Monika setia berdoa untuk pertobatan suaminya dan anaknya. Doanya dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis suaminya.

Suatu hari Monika berkata kepada Agustinus: “Anakku, satu-satunya alasan yang membuat aku masih ingin hidup sedikit lebih lama lagi ialah aku mau melihat engkau menjadi seorang Kristen sebelum aku menghembuskan nafasku. Hal itu sekarang telah dikabulkan Allah, bahkan lebih dari itu, Allah telah menggerakkan engkau untuk mempersembahkan dirimu sama sekali kepadaNya dalam pengabdian yang tulus kepadaNya. Sekarang apa lagi yang aku harapkan?”

Beberapa hari kemudian, Monika jatuh sakit dan meninggal dunia di Ostia, Roma. Santa Monika memberi kita teladan untuk menjadi hamba Allah yang setia berdoa dengan tak kunjung putus. Tuhan akan mengabulkan doa kita umatNya pada saat yang tepat.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana ketekunan Anda akhir-akhir ini? Apakah Anda termasuk pribadi yang dapat diandalkan oleh pimpinan dan rekan kerja? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari BuJang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here