Rabu, 24 Agustus 2022
Pesta Santo Bartolomeus, Rasul
Bacaan Injil: Yoh 1: 45-51
Saudari/a ku ytk.,
ADA ungkapan inspiratif: ”Allah tidak mengasihi kita karena kita berharga, tetapi kita berharga karena Allah mengasihi kita.” Allah memandang kita sebagai pribadi yang berharga. Tetapi manusia sering keliru dalam melihat dan menilai pribadi seseorang.
Manusia cenderung melihat dari latar belakang kehidupan pribadi, tingkat pendidikan, kekayaan, keluarga, atau tempat tinggal (tempat asal).
Kita kadangkala mendengar ada orang yang mudah “nyacat” tentang pribadi orang tertentu, pekerjaan tertentu, dan tempat tertentu. Dalam obrolan muncul prasangka buruk atau penilaian negatif dulu. Orang sudah punya image negatif dulu.
Prasangka buruk itu tidak selalu benar seratus persen. Bisa jadi orang itu hanya ikut-ikutan termakan omongan atau pendapat orang lain.
Dalam bacaan Injil pada pesta Santo Bartolomeus Rasul hari ini, Tuhan Yesus memberikan contoh bagaimana menghadapi Natanael yang mudah nyacat atau berprasangka buruk. Natanael dikenal sebagai orang kritis, menguasai hukum Taurat, tetapi mudah berprasangka buruk pada orang lain.
Bahkan baru bertemu Yesus saja, ia sudah berkomentar (nyacat) keburukan asal-usul Yesus, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”
Atas sikap Natanael itu, Yesus tidak terpancing untuk marah, tersinggung, atau membalas komentar negatif.
Lantas apa yang dilakukan Yesus? Ada dua hal, yakni :
Pertama, Yesus justru memuji ketulusan hati Natanael dengan mengatakan “Inilah orang Israel sejati, tidak ada kepalsuan dalam dirinya.”
Kedua, Yesus mengangkat kebaikan Natanael dan menghargai ketekunannya mempelajari-merenungkan hukum Taurat. Yesus menegaskan, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”
Menurut para ahli, ungkapan “di bawah pohon ara” berarti bahwa Yesus melihat Natanael sedang bersungguh-sungguh mempelajari kitab Taurat. Menyadari bahwa dia dipuji dan dikenal Yesus begitu mendalam, hati Natanael tersentuh. Natanael percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Mesias.
Dalam tulisan Sejarah Gereja, Bartolomeus pergi sebagai misionaris ke India, di mana ia meninggalkan sebuah salinan Injil Matius.
Tradisi lain mencatat bahwa ia sebagai misionaris ke Ethiopia, Mesopotamia, Parthia, dan Lycaonia. Dia bersama rasul Yudas anak Yakobus, dikenal sebagai pembawa Kekristenan ke Armenia pada abad pertama masehi. Maka, kedua rasul ini diangkat sebagai santo pelindung bagi Gereja Apostolik Armenia.
Bartolomeus mati sebagai martir di Albanopolis, Armenia. Menurut tradisi, ia dikuliti hidup-hidup dan disalib dengan kepala di bawah. Pada abad ke-4 jenasah Bartolomeus dipindahkan ke sebuah gereja di Roma, di sebuah pulau di tengah-tengah sungai Tiber.
Marilah pada hari ini kita belajar dari Tuhan Yesus yang lebih mengembangkan penilaian yang baik, positif, dan memuji orang lain daripada mencela dan menghina.
Pertanyaan refleksinya, apakah Anda pernah menjadi korban dari prasangka buruk dari seseorang? Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi prasangka buruk itu?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)