Selasa, 31 Maret 2020
Bacaan Injil: Yoh 8:21-30
“Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri” (Yoh 8:29)
Saudari/a ku ytk.,
SAAT merenungkan sabda Tuhan hari ini saya teringat akan sebuah kisah inspiratif tentang pemain akrobatik dan anak kecil. Seorang pemain akrobatik menunjukkan kehebatannya berjalan melintasi seutas tali yang diikatkan pada dua buah tiang yang tinggi. Suasana tegang.
Tali itu dibentangkan di atas sungai yang lebar dengan air yang dalam dan arus yang deras. Apalagi di sungai itu banyak buaya lapar yang siap menerkam orang yang tercebur ke dalam sungai itu.
Sang akrobatik itu berhasil melintasi tali tadi dengan selamat. Kemudian ia bertanya kepada para penonton, “Percayakah saudara-saudari bahwa saya akan bisa melintasi tali ini lagi untuk kedua kalinya?” Mereka serentak menjawab, “Percayaaa…!”
Sang akrobatik menantang, “Kalau begitu, siapa yang berani ikut dengan saya melintas di sini?” Semua diam, sunyi-senyap seperti batu-batu kali yang bisu. Kemudian seorang anak kecil berteriak, “Saya mau…!”
Semua mata tertuju kepada anak itu. Dengan penuh kepercayaan kepada kemampuan sang akrobatik, anak kecil itu duduk di bahunya. Semua orang menjadi sangat serius dan tegang mengikuti langkah demi langkah sang akrobatik itu, dan…ternyata sang akrobatik bisa menyeberang dengan sukses.
Setelah sampai di ujung dengan selamat, semua orang bersorak gembira. Mereka kagum atas keberanian anak kecil itu dan kepercayaannya kepada sang akrobatik bahwa mereka akan selamat. Para penonton kepo dan ingin tahu siapakah gerangan anak itu?
Jawab sang akrobatik itu, “Ia adalah anak saya!” Semua menjadi paham mengapa anak itu berani, sedangkan semua penonton lain tidak berani ambil resiko.
Apa pesan cerita itu? Dalam Injil hari ini Yesus bicara tentang Allah Bapa dan diriNya. Yesus datang ke dunia diutus Allah Bapa untuk membawa misi keselamatan dan pengharapan, bukan misi kabar celaka dan ketakutan.
Ia percaya bahwa BapaNya senantiasa hadir menyertaiNya. Bapa tidak membiarkan Yesus sendiri. “Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri”, tegas Yesus.
Kita diajak untuk tidak takut. Percayalah pada penyertaan Tuhan. Providentia Dei. Penyelenggaraan Allah. Allah akan menyertai hidup kita, hidup saya dan Anda juga. Dengan dibaptis kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Kita ‘nebeng’ keputraan Allah dari Yesus. Kuncinya: kita perlu berbuat atau bertindak seperti kehendak Tuhan dan berserah diri kepadaNya.
Di tengah pencegahan dan penanganan menyebarnya virus Corona-Covid 19, saya ingin ajak Anda untuk terus berdoa “DOA PENYERAHAN” dari Puji Syukur no. 220. Percayakah Anda akan penyertaan Tuhan? Bersediakah Anda untuk mendaraskan doa itu?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan di akhir Maret 2020.# Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)