NATAL tiba. Kekhasan hiasan Natal dalam tradisi Gereja Katolik adalah Kandang Natal. Karena Yesus, Sang Immanuel lahir di kandang domba, yang bentuknya seperti gua.
Beberapa hari yang lalu, Paus Fransiskus memberik katekese tentang kandang Natal.
Berikut ini saya kutipkan beberapa poin yang disampaikannya:
“Membuat kandang Natal adalah merayakan kedekatan Allah. Allah selalu dekat dengan umat-Nya, tetapi ketika Ia menjelma dan dilahirkan, Ia sangat dekat, sangat-sangat dekat.
Membuat kandang Natal adalah merayakan kedekatan Allah; membuat kandang Natal adalah menemukan kembali bahwa Allah itu nyata, berwujud, hidup dan berdebar-debar. Ia bukan Tuhan yang jauh atau hakim yang tidak memihak, tetapi Ia adalah Kasih yang rendah hati, yang telah turun kepada kita.
Kanak-kanak dalam kandang Natal menyalurkan kelembutan-Nya kepada kita. Beberapa patung menggambarkan Bayi Yesus dengan tangan terbuka, guna mengatakan kepada kita bahwa Allah datang untuk merangkul kemanusiaan kita.
Maka, berada di depan kandang Natal, dan mempercayakan hidup kita kepada Tuhan di sana, berbicara kepada-Nya tentang orang-orang dan situasi-situasi yang kita miliki, bersama-Nya mengevaluasi tahun yang sedang berakhir, berbagi pengharapan dan keprihatinan kita, sangatlah indah.
Di sebelah Yesus kita melihat Bunda Maria dan Santo Yosef. Kita bisa membayangkan pikiran dan perasaan yang mereka miliki ketika sang Bayi dilahirkan dalam kemiskinan : sukacita, tetapi juga kecemasan. Dan kita juga dapat mengundang Keluarga Kudus ke rumah kita, di mana ada sukacita dan kekhawatiran, di mana kita bangun setiap hari, mengambil makanan dan dekat dengan orang-orang yang paling kita kasihi.
Kandang Natal adalah Injil rumahtangga. Kata ‘kandang’ secara harafiah berarti palungan, sedangkan kota kandang Natal, Betlehem, berarti Rumah Roti.
Palungan dan rumah roti: kandang Natal yang kita buat di rumah, tempat kita berbagi makanan dan kasih sayang, mengingatkan kita bahwa Yesus adalah makanan pokok, roti kehidupan (bdk. Yoh 6:34).
Dialah yang memelihara kasih kita; Dialah yang memberi kekuatan untuk maju dan saling mengampuni kepada keluarga-keluarga kita.
Kandang Natal memberi kita pengajaran kehidupan yang lain. Dalam irama hari ini yang terkadang hingar bingar, kandang Natal adalah ajakan untuk berkontemplasi. Kandang Natal mengingatkan kita akan pentingnya berhenti, karena hanya ketika kita mampu mengingat kembali diri kita, kita dapat menerima apa yang penting dalam kehidupan.
Hanya jika kita ke luar meninggalkan hiruk-pikuk dunia rumah kita, kita dapat membuka diri untuk mendengarkan Allah, yang berbicara dalam keheningan. Kandang Natal bersangkut paut; kandang Natal adalah aktualitas setiap keluarga.”
Sobatku, selamat merayakan Natal.
Mari mendekat ke Kandang Natal. Bukan sekedar berfoto, tetapi mari berdoa di depan Kandang Natal di gereja paroki, stasi, kapel kita, seraya hening sejenak mensyukuri bahwa kita punya Allah yang begitu baik, peduli dan gemati dengan diri kita.
Berkah Dalem dan Selamat Natal dari Bumi Mertoyudan.
PS: trims kepada Om Peter Suradi atas terjemahan pesan Paus Fransiskus ini.