BERTEMPAT di Aula Paroki St. Filomena-Mena, sejumlah tenaga medis yang tergabung dalam PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) Keuskupan Atambua dan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mengadakan pengobatan gratis, Rabu (22/2/2017). Kegiatan ini terselenggara karena ada permintaan dari Paroki Mena melalui RD. Kanis Oki selaku pastor paroki.
Para tenaga medis yang datang kali ini terdiri dari 4 orang dokter muda, 2 orang asisten apoteker, 7 orang perawat, 3 orang bidan, 1 orang tenaga kesehatan lingkungan dan 2 orang suster. Sedangkan para pasien yang dilayani adalah umat Paroki Mena.
Kegiatan ini seyogiyanya dilakukan pada Perayaan Hari Orang Sakit Sedunia ke-25 pada Sabtu (11/2/2017) lalu.
Dalam sambutannya, Sr. Kristera PI selaku Ketua PERDHAKI Keuskupan Atambua mengatakan alasan penundaan kegiatan ini. “Kami menunda kegiatan ini karena mendapat informasi bahwa pada perayaan HOS itu ada kunjungan dari Bapak Presiden Jokowi. Padahal informasi itu tidak benar,” katanya.
Hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Dinas Kesehatan Kab. TTU, dr. Zakarias E. Fernandez. M. Kes.
Ketika diwawancarai terkait kesannya terhadap kegiatan ini, ia menyampaikan apresiasi yang positif. “Pada prinsipnya misi dari kami orang kesehatan adalah menyelamatkan kehidupan. Maka, kegiatan ini sangat baik. Kami merasa senang dengan kerjasama ini,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung bagaimana perhatian Bapak Uskup Keuskupan Atambua terhadap tenaga medis di Kab. TTU.
“Selama dua tahun ini kami merasa senang karena Bapak Uskup selalu memotivasi kami dan memberikan spirit iman untuk selalu menjalankan tugas dengan baik dalam kesempatan rekoleksi bersama. Kalau motivasi dan spirit iman itu yang dipakai sebagai rujukan, semestinya tidak harus menunggu sampai ada perayaan HOS. Kita bisa melakukanya setiap tiga bulan atau enam bulan sekali,” tambahnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan ini, penyakit yang diderita adalah dermatitis (gatal-gatal), ispa (batuk-batuk), hipertensi (darah tinggi) dan gastritis (lambung).
Menurut dr. Kristin, penyakit yang paling dominan pada anak-anak adalah dermatitis, sedangkan untuk orang dewasa adalah ispa.
Ketika ditanyai tentang penyebab penyakit gatal-gatal yang diderita oleh anak-anak, dr. Melinda menyebutkan ada dua faktor yang paling dominan. Yang pertama soal lingkungannya yang dekat dengan pantai dan juga daerah persawahan. Yang kedua soal gaya hidup dari anak-anak yang kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya dan juga kurang edukasi dari orangtuanya.
Di akhir kegiatan, Andy Sanan, AMd. AK., selaku Kepala Puskesmas Kaubele mengucapkan terimakasih kepada pihak PERDHAKI Keuskupan Atambua dan Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab. TTU serta Pastor Paroki Mena yang telah melibatkan ia dan anggotanya dalam menyukseskan kegiatan pengobatan gratis hari ini.