PANGGILAN Tuhan kepada seorang ibu adalah panggilan untuk menjadi seorang bunda yang baik dan bijaksana. Bukan ibu yang ideal.
Ia memanggil kita, bukan karena kita orang yang sempurna. Tetapi, karena kita mau merespon panggilan-Nya dan mau dibentuk.
Berikut kriteria seorang ibu yang baik menurut Alkitab:
Amsal 31:10 “Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?”
Seorang perempuan yang cakap bukanlah karena kecantikan fisik semata, melainkan seorang yang rajin berbuat baik, memiliki hati yang berbelas kasih, mampu mengurus keluarga, kreatif dan cerdas.
Untuk membentuk sikap tersebut diperlukan lawatan pengalaman pribadi dengan Kristus dan setiap hari berjalan bersama Kristus lewat proses pembentukan-Nya.
Amsal 31:11 “Hati suaminya mempercayainya dan suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.”
Seorang perempuan yang setia dan penuh kasih terhadap keluarga dan menjadi penyemangat sehingga seisi keluarga merasa terberkati.
Amsal 31:12 “Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.”
Seorang perempuan yang selalu berusaha melayani keluarganya, menjadi penolong bagi suami dan anak-anaknya.
Amsal 31:14 “Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.“
Seorang perempuan yang dapat mengembangkan talenta yang dipercayakan Tuhan kepada-Nya dan mempunyai inisiatif melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan kreatif dan produktif.
Amsal 31:17 “Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan ia menguatkan lengannya ia menyiapkan dirinya bekerja sekuat tenaga.”
Perempuan yang tangguh mengisi hidupnya dengan kekuatan mental, fisik dan spiritual yang selaras. Kekuatan fisik dapat diasup dengan makanan yang bergizi untuk memperkuat imun.
Kekuatan mental terbentuk dari kebiasaan melatih pikiran dan hati untuk berpikir hal-hal positif dan bersinergi melakukan hal yang bermanfaat bagi sesama.
Kekuatan spiritual dapat dihidupi dengan menjalin relasi yang intim dengan Tuhan lewat doa-doa, devosi, segala hal yang mendekatkan kita dengan Tuhan dan membiarkan Roh-Nya menguatkan iman kita
Amsal 31:27 “Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Dia mengawasi kelakuan seisi rumahnya dan tidak makan hidangan kemalasan.”
Seorang perempuan yang dapat menjalankan perannya dengan rajin dan sepenuh hati. Rasul Paulus memahami pekerjaan sebagai panggilan, begitu pula seorang perempuan dalam rumahtangga ia menjalankan perannya dengan rajin dan penuh semangat sebagai sebuah pelayanan bagi keluarganya.
Amsal 31:20 “Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.”
Seorang perempuan yang memilki hati yang peka dan peduli terhadap sesama yang lemah, miskin, tersingkir, difabel.
Jiwanya selalu tergerak belas kasih untuk menolong sesama yang membutuhkan. Belajarlah dari kasih Allah yang lebih dulu menaruh kasih dan kepedulian-Nya pada kita anak-anak-Nya.
Titus 2:5 “Hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumahtangga, baik hati dan taat kepada suaminya agar firman Allah tidak dilecehkan.”
Seorang perempuan yang dapat menguasai dirinya, penuh perhatian dan selalu berusaha melayani keluarga sebagai bentuk pengabdian dan kasihnya pada keluarga.
Lukas 1:38 “Dan Maria berkata, Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Ketaatan seorang Bunda Maria kepada segala perintah Allah yang ia jalankan dengan tulus merupakan contoh keteladanan bagi para perempuan untuk terus belajar menjadi seorang pribadi yang sungguh mengasihi Allah dan menjalankan ajaran-Nya agar penyelenggaran hidup berkeluarga berjalan sesuai rencana-Nya.
1 Petrus 3:4 “Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi, dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lembut dan tenteram.”
Kecantikan lahiriah seorang perempuan memancar dari kualitas hatinya yang dipenuhi oleh Roh Kudus karena kelekatan hidup doanya yang kuat pada Tuhan tercermin dari kesabaran, dan keteguhan imannya akan Allah sehingga kehadirannya membawa kedamaian bagi keluarga dan lingkungan di mana pun dia berada.
Marilah kita memohon rahmat Roh kudus melimpahkan berkat dan hikmatnya. Agar kita dimampukan untuk terus belajar menjadi perempuan yang penuh kasih bagi keluarga dan pembawa kebaikan bagi masyarakat.
Amsal 31:17 “Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan ia menguatkan lengannya ia menyiapkan dirinya bekerja sekuat tenaga”
Perempuan yang tangguh mengisi hidupnya dengan kekuatan mental, fisik dan spiritual yang selaras. Kekuatan fisik dapat diasup dengan makanan yang bergizi untuk memperkuat imunitas. Begitu pula seorang perempuan dalam rumah tangga ia menjalankan perannya dengan rajin dan penuh semangat sebagai sebuah pelayanan bagi keluarganya.
Kekuatan mental terbentuk dari kebiasaan melatih pikiran dan hati untuk berpikir hal-hal positif dan bersinergi melakukan hal yang bermanfaat bagi sesama.
Kekuatan spiritual dapat dihidupi dengan menjalin relasi yang intim dengan Tuhan lewat doa-doa, devosi, segala hal yang mendekatkan kita dengan Tuhan dan membiarkan Roh-Nya menguatkan iman kita.