Perempuan yang Setia dan Tangguh

0
672 views
Ilustrasi: Ramah dan senyum

Jumat, 17 September 2021

  • 1Tim.6:2c-12.
  • Mzm.49:6-10.17-20.
  • Luk.8:1-3

GEREJA kaum perempuan. Inilah yang seringkali terdengar dari syering teman-teman bahwa kegiatan menggereja sering kali didominasi oleh kaum perempuan.

Maka kadang ada umat yang nyelutuk: inikah “Gereja Kaum Perempuan”.

Mulai dari pendamping BIA sampai dengan pengurus inti DPP, juga pertemuan basis, lingkungan semuanya didominasi oleh kaum perempuan.

Peran mereka pun tidak sekadar ikut arus. Namun nyata terlibat hampir di semua bidang reksa pastoral.

Hebatnya para perempuan yang terlibat dalam karya pelayanan bukan tidak mempunyai kesibukan dan pekerjaan. Melainkan orang-orang yang punya pekerjaan yang jelas, tetapi mereka bisa membagi waktu dan punya komitmen untuk mencintai dan mengabdi Gereja.

“Saya sungguh terbantu dengan hadirnya kaum perempuan dalam karya pastoral di paroki tempat saya melayani,” kata seorang teman.

“Roda kegiatan bisa berputar karena kehadiran dan peran serta mereka,” lanjutnya.

“Komitmen mereka dan kesetiaan mereka pada Gereja tidak perlu dipertanyakan,” katanya.

“Menjadi sebuah keprihatinan bersama, karena guyub, gayengnya ibu-ibu dalam hidup menggereja tidak disertai oleh kehadiran bapak-bapak,” ujarnya.

“Bapak-bapak seakan sembunyi dan hanya muncul pada saat-saat tertentu,” lanjutnya.

Keterlibatan dalam pelayanan di Gereja biasanya didorong oleh sebuah kesadaran akan kasih Tuhan yang telah dan selalu dicurahkan kepada kita.

Ketika menyadari kasih dan anugerah Tuhan dalam hidup ini, seseorang akan terdorong untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan dengan roh yang menyala-nyala. 

Mereka berkorban materi, waktu bukan supaya dipuji dan terkenal, tapi karena sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.

Pada bacaan Injil hari ini, kita baca,”Dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain.

Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”

Sepanjang sejarah manusia, Allah telah memilih mereka yang tidak berarti di mata dunia untuk menerima dan menjadi saksi Injil. 

Demikian juga para perempuan yang mau melayani dan terlibat dalam karya Tuhan Yesus, merupakan pribadi yang telah mengalami kemurahan Tuhan.

Para perempuan itu. dipandang inferior, baik secara sosial maupun spiritual.

Bahkan oleh banyak orang pada zaman itu, keterlibatan kaum perempuan mengikuti Yesus ke sana ke mari sungguh merupakan skandal.

Namun Tuhan Yesus tetap memilih perempuan-perempuan karena seringkali merekalah yang justru terbuka dalam menerima pengajaran-Nya dan paling setia.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku setia dan terbuka untuk ikut terlibat dalam karya keselamatan Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here