INI kisah tentang peresmian Paroki Santo Paulus Pinang Raya. Juga seremoni pelantikan DPP dan Prodiakon dan enerimaan Sakramen Krisma. Lalu seremoni pemberkatan pastoran.
Bila mendengar kata “Bengkulu”, apa yang terlintas dalam benak dan pikiran kita semua?
Yeah…. pasti ada banyak kisah tentang Bengkulu. Di antaranya: Kota Sejarah, kota indah dengan pantainya. Juga tidak kalah pentingnya Bengkulu disebut sebagai Bumi Rafflesia.
Tidak seperti biasanya. Hari Minggu, 30 Juni 2024, Gereja Santo Paulus Pinang Raya dipenuhi oleh umat. Mereka datang dari berbagai wilayah Provinsi Bengkulu; siap menjadi saksi atas momen penting itu. Selain itu,juga hadir para pejabat Pemerintahan: Camat Kecamatan Pinang Raya dan Ketua DPRD Kab. Bengkulu Utara, sejumlah tokoh Masyarakat. Lalu, aparat keamanan pun turut serta menjadi saksi.
Pada hari inilah menjadi awal kisah perjalanan baru paroki ini.
Peristiwa berahmat dan bersejarah ini diawali dengan Perayaan Ekaristi pukul 09.30 WIB. Para petugas liturgi disambut dengan tarian. Dan sebelum memasuki gereja, wakil umat mengalungkan sehelai kain adat kepada Uskup Keuskupan Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Kehadiran para imam dan sejumlah biarawati kian menambah semarak perayaan tersebut.
Uskup Keuskupan Agung Palembang (KaPal) Mgr. Yohanes Harun Yuwono bertindak sebagai selebran utama; didampingi para imam konselebran sebanyak 10 orang.
Dalam homilinya, Bapak Uskup mengatakan demikian.
“Sebelum mengenal Kristus dan sebelum berubah nama menjadi Paulus, ia bernama Saulus. Ia seorang Yahudi yang lahir di Tarsus, namun dibesarkan di Yerusalem. Dia dididik di bawah kepemimpinan Gamaliel sehingga menjadi orang yang giat bekerja. Dia sangat keras memelihara hukum dan adat istiadat nenek moyang. Selain itu, ia juga seorang religius.
Sebagaimana Santo Paulus dipilih menjadi Pelindung Paroki, maka harapannya bukan hanya sebagai nama pelindung saja. Akan tetapi semangatnya harus dihidupi. Santo Paulus telah menunjukkan kesetiaan dan kesungguhannya dalam mengikuti Yesus sampai akhir hayatnya”
Mengakhiri kotbahnya, Uskup KAPal mengajak segenap umatnya meneladani Santo Paulus. Untuk terus mewartakan Kabar Gembira tentang Yesus lewat kehidupan sehari-hari.
Pelantikan pastor paroki
Usai homili dilanjutkan dengan pelantikan Romo Nikolaus Lusi Uran CSsR sebagai Pastor Kepala Paroki Santo Paulus Pinang Raya. Di hadapan Allah dan segenap umat yang hadir, Pastor Nico, sapaan akrabnya, menyatakan kesediaan menunaikan tugas pengutusan sebagai Pastor Kepala Paroki dengan tulus hati dan penuh tanggung jawab.
Setelah itu dilanjutkan dengan serah terima dan penandatangan berita acara serah terima jabatan.
Pelantikan bukan hanya dilakukan terhadap Pastor Kepala Paroki, namun juga bagi kepada Dewan Pastoral Paroki St. Paulus Pinang Raya Masa Bakti 2024–2027. Mereka ini akan menjadi teman dan mitra kerja para pastor dalam mengelola dan mengembangkan paroki baru ini.
Tak hanya itu saja, pelantikan juga dilakukan kepada para Prodiakon yang telah dipersiapkan sebelumnya. Persiapan dan pelatihan kepada para pengurus DPP dan juga Prodiakon dilaksanakanhari Sabtu, 29 Juni 2024; dengan narasumber didatangkan langsung dari Palembang.
Setelah selesai upacara pelantikan, Uskup didampingi Pastor rekan, Romo Antonius Balla Nggandung CSsR dan perwakilan DPP Harian menuju pastoran untuk memberkati gedung pastoran.
- Pelantikan Pastor Kepala Paroki.
- Penyerahan Samir dalam pelantikan Prodiakon.
Setelah pelantikan Pastor Paroki, DPP dan Prodiakon, pemberkatan pastoran, prosesi dilanjutkan dengan upacara penerimaan Sakramen Krisma. Mgr. Harun, demikian sapaan akrabnya, menerimakan Sakramen Krisma kepada 59 orang peserta.
Setelah perayaan sakral berakhir, segenap umat yang hadir bersukaria bersama dalam acara ramah amah merayakan sukacita atas peresmian Paroki Santo Paulus Pinang Raya.
Sejarah singkat
Unit Pastoral Santo Paulus Pinang Raya terletak di Kabupaten Bengkulu Utara, dengan 11 stasi atau wilayah pelayanan. Wilayah pelayanan meliputi tujuh kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara. Yakni, Kec. Batiknau, Pinang Raya, Ketahun, Putri Hijau, Marga Sakti Seblat, Kec. Napal Putih, Ulok Kupai; dan satu kecamatan di Kabupaten Mukomuko: Kecamatan Air Rami.
Unit Pastoral St. Paulus Pinang Raya diresmikan oleh Uskup KaPal waktu itu: Mgr. Aloysius Sudarso SCJ tanggal 20 Maret 2011. Dengan diresmikannya Unit Pastoral Pinang Raya, maka segala urusan kegiatan pendampingan pastoral dan administrasi, seperti buku permandian, perkawinan, dan surat keterangan lainnya dilakukan secara mandiri. Sebelumnya masih menginduk di Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu.
Pastoran dan gereja sudah permanen dilengkapi sankristi dan sekretariat berada di stasi pusat: Bukit Makmur D6. Selama beberapa tahun dari tanggal diresmikan oleh Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Unit Pastoral Pinang Raya dilayani oleh para imam, frater, dan diakon SCJ.
Akan tetapi sejak tanggal 5 Agustus 2018, Unit Pastoral Pinang Raya secara resmi dilayani oleh para imam, diakon dan frater CSsR hingga saat ini.
Ini sejalan dengan gagasan dasar Uskup Keuskupan Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Ia punya mimpi yakni ingin “mendekatkan imam dengan umat; mendekatkan umat dengan imam”. Maka, lalu dicanangkan suatu gerakan untuk penataan ulang wilayah-wilayah pelayanan. Juga menaikkan status beberapa pos pelayanan dan unit pastoral dan menjadi kuasi dan paroki di Keuskupan Agung Palembang.
Berawal dari gagasan dasar tersebut, maka dikeluarkanlah Surat Keputusan Uskup Mgr. Yohanes Harun Yuwono tanggal 16 Maret 2023, dengan No. 381/Dio.KAPal/III/2023. Dengan memutuskan bahwa status “Unit Pastoral St. Paulus Pinang Raya” akan ditingkatkan menjadi paroki. Serta membuat laporan persiapan menjadi paroki dengan berpatokan pada Pedoman Dasar Persiapan Pengembangan Wilayah Pelayanan; dengan dokumen No. 106/Dio.KAPal/III/2022.