Pergolakan Karna di antara Pandawa dan Kurawa

0
733 views
Tokoh wayang - Pandawa (jpg)

Puncta 07.03.22
Senin Prapaskah I
Matius 25: 31-46

SETELAH menjadi duta Pandawa, Krisna memastikan bahwa perang Baratayuda pasti terjadi. Kurawa ngotot tidak mau memberikan Hastina kepada para Pandawa.

Krisna kemudian membujuk Karna untuk bergabung dengan para Pandawa, karena mereka adalah saudara satu rahim dari Dewi Kunti.

Namun Karna tidak mau kembali ke Pandawa. Dia memilih berpihak pada Kurawa yang jahat.

Bukan karena dia membela kejahatan, tetapi untuk “memprovokasi” agar Kurawa berani perang. Kalau tidak ada Karna, Kurawa takut menghadapi Pandawa.

“Kejahatan hanya bisa musnah dari bumi jika si jahat itu dikalahkan. Kurawa tidak akan musnah kalau tidak ada yang “ngurub-urubi”.

Saya akan memanas-manasi Kurawa agar mereka mau maju perang. Dengan cara ini mereka akan bisa ditumpas.”

Demikian tekad Karna tetap berada di pihak Kurawa.

Kehidupan ini dibedakan menjadi benar dan salah, baik dan buruk, Pandawa dan Kurawa, domba dan kambing.

Pada akhir zaman, Yesus akan datang untuk mengadili perbuatan kita. Ia memberi gambaran seperti seorang gembala memisahkan domba di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri.

Domba akan dianugerahi kehidupan, sedang kambing akan diberi hukuman kekal.

Domba melakukan kebaikan, sedangkan kambing dinilai tidak menghasilkan kebaikan.

Kepada domba-domba Yesus berkata, “Apa saja yang kamu lakukan terhadap saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Sedangkan kepada kambing-kambing, Dia berkata, “Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

Seperti dalam wayang, kehidupan dibagi menjadi dua; kebaikan yang diwakili para Pandawa. Mereka melakukan kebajikan sebagai darma seorang ksatria.

Di sisi lain para Kurawa menggambarkan kajahatan; iri dengki, angkara murka, keserakahan, nafsu duniawi.

Namun kedua sisi kehidupan itu saling berhimpitan, tidak bisa dipisahkan, seperti dua sisi dalam sekeping mata uang.

Kalau tidak ada Kurawa, apalah artinya Pandawa.

Pandawa disebut kebaikan karena ada yang tidak baik. Kurawa dinilai jahat karena ada kebaikan di pihak Pandawa.

Setelah Kurawa musnah, panggung dunia tidak ada ceritanya lagi. Pandawa hilang muksa.

Dimana pun kita berada, kita harus bertanggungjawab. Mau di pihak Pandawa atau seperti Karna dipihak Kurawa, ia berani mempertanggungjawabkan keputusannya.

Pada saatnya, Kristus akan menuntut pertanggungjawaban kita. Orang-orang jahat akan masuk ke dalam siksaan kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.

Di pihak yang mana kita menorehkan kehidupan kita?

Menonton wayang ada di dekat gamelan,
Sindennya cantik-cantik merdu suaranya.
Setiap orang diminta pertanggungjawaban,
Dari perbuatan baik bagi yang kecil dan hina.

Cawas, berbagi untuk yang kecil dan hina….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here