Perhatian Universitas Sanata Dharma kepada Alumninya

0
1,100 views
Temu alumni USD di Palembang.

PROF Driyarkara sejak awal dalam program pendidikan yang ditanamkan dalam diri mahasiswa maupun mahasiswinya adalah humaniora (memanusiakan manusia muda)”.

Hal itu disampaikan Pembantu IV Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, FX Ouda Teda Ena, M.Pd, Ed.D kepada para alumni Universitas Sanata Dharma (Sadhar) di SMA Xaverius 1 Palembang (Jumat, 3/8-2018).

 Menjadi ibu yang baik

Biro Karir dan Alumni sekarang mendapatkan perhatian yang lebih serius kepada para alumni. “Setelah lulus dari universitas mau kemana dan bagaimana?,” tegas Bapak Ouda yang berkunjung ke Palembang dalam tugas dinasnya mewakili Universitas Sadhar menghadiri pertemuan lintas universitas Katolik seluruh Indonesia di Universitas Musi Charitas Palembang.

Atas kenyataan itu, maka Universitas Sanata Dharma menempatkan dirinya menjadi ‘ibu’ yang baik. Perhatian universitas tetap akan belanjut pada hasil produknya (lulusannya) secara berkesinambungan, bahkan tanggung jawab universitas tetap berlangsung pada eksistensi alumni sampai kapan pun, tegas Ouda.

Universitas Sanata Dharma kini memiliki lebih kurang 11.000 mahasiswa-mahasiswi.  Mereka berasal dari berbagai pelosok daerah di Indonesia.

Tercatat sejak berdirinya, Universitas  Sadhar hingga saat ini telah mencapai 40.000 alumni. Hal Inilah yang menjadi pemikiran Biro Karir dan Alumni Universitas Sanata Dharma. “Bagaimana mereka semua dan apa yang telah dilakukan para lulusan?,” tanya Ouda.

“Harapan secara positif bahwa para alumni Sadhar merupakan produk harga jual bagi universitas,” tambah Ouda.

 

Perhatian kepada alumni

Dalam pembicaran selanjutnya diberikan kesempatan untuk sharing pengalaman dan tanya jawab reflektif. Salah satu pertanyaan yang muncul mengapa banyak alumni sekarang yang tidak bisa menetap dalam kerja, kurangnya loyalitas dan kurang fokus dalam pekerjaan yang sedang digeluti.

Para pemerhati pendidikan saat ini telah melakukan pengamatan. Dari hasil pengamatan ternyata dunia anak sekarang berbeda dengan dunia kita dahulu. “Anak sekarang akan merasa lebih bangga bila dalam bekerja selalu berpindah-pindah,” ungkap Ouda.

FX Ouda Teda Ena.

Hal itu juga mendapat dukungan dari salah satu perserta pertemuan. Beliau mengatakan bahwa anaknya tidak mau sekolah dari TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi belajar di tempat yang dekat, tetapi akan lebih bangga kalau kuliahnya jauh dari rumah. Berarti hal sudah bisa dilihat dari dunia anak sekarang sejak awal.

Tetap sibuk diusia senja

Selain para alumni Sadhar, para calon pensiunan juga menjadi perhatian dari universitas. Pelayanan Biro Karir dan Alumni Sadhar ternyata tidak hanya pada alumni sampai mendapat kerja tetapi juga ada perhatian saat para alumni memasuki masa pensiun (purna kerja).

Dalam sharingnya, salah satu peserta yang punya keinginan setelah pensiun (purna kerja) tidak mau tinggal diam. Ada keinginan untuk membimbing para pelajar dan mahasiswa untuk membuat laporan yang benar setelah melaksanakan live-in.

Dukungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sangat besar terhadap para alumni yang sudah pensiun. Pihak universitas menyediakan narasumber untuk membimbing para peserta live-in. Sementara tempat dan fasilitas lain telah disediakan pensiunan alumni.

Bagi universitas, hal ini sangat membantu, karena pembelajaran tetap bisa dipantau dari banyak sisi, sementara para alumni yang sudah pensiun tetap mendapatkan kesibukan di usia senjanya.

Pembicaraan sore itu semakin antusias namun waktulah yang membatasinya. Percakapan dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan sebagai sesama alumni Sadhar tanpa membedakan jurusan dan tahun kelulusan, kesan salah seorang peserta.

Silahturami dadakan di Palembang antara para alumni dan pengurus universitas.

Mendapat pencerahan

Ouda mengakui dan mengapresiasi, kerjasama Biro Karier dan Alumni Univesitas Sanata Dharma dengan ketuanya Martono kini mendapat sambutan positif dari para alumni. Hal ini ditunjukkan dengan adanya undangan kepada Biro Karier dan Alumni Sadhar agar berkunjung ke Nias di Sumut, Kalimantan, dan Papua.

Ketua Ikatan Alumni Sanata Dharma (Ikasadar) Drs Kasdi Hariyanta mengatakan, anggota Ikasadar yang berdomisili di kota Palembang sebanyak 53 orang. Mereka berkarya lintas bidang, ada sebagai guru, karyawan bank, dan wiraswasta.

Pertemuan ini sangat spontan dan tanpa perencanaan yang matang. “Kami mendengar bahwa Pak Ouda sedang berada di Palembang dalam rangka tugas dinasnya,  maka kami membujuk beliau agar bisa berkumpul sejenak dengan para alumni Sadhar yang berdomisi di kota Palembang,” kata Kasdi.

Walau pertemuan tidak lama, namun manfaatnya sangat besar.

Ouda sebagai perutusan Sadhar menyampaikan informasi dan sharingnya dalam suasana yang sangat akrab dan bersaudara. Mayoritas peserta yang hadir merasa mendapat pencerahan dalam pertemuan singkat ini. Acara terus berlangsung dengan ramah tamah bersama yang diikuti sebagian kecil peserta.

Bangga menjadi bagian Sadhar

Guru Matematika SMA Xaverius 1 Palembang, F. Meta Kesuma Wijayanti, S.Pd, mengatakan, “dengan pertemuan singkat ini,  saya merasa punya keluarga baru. Saya sungguh bangga menjadi bagian dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.”

Demikian kata Meta, lulusan Sadhar tahun 2015.

Bagi penulis, hubungan antara universitas dan alumni diharapkan tetap berlanjut, karena proses belajar tidaklah berhenti setelah kita kerja. Tetapi belajar justru dimulai saat kita berada di tempat yang baru di mana kita bekerja.

Di situ lah tidak ada lagi guru yang mendampingi namun kita harus bisa memecahkan masalah sendiri dengan hasil yang diharap tetap positif dan optimal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here