KELUARGA Frans Seda dan Keluarga Besar Unika Atma Jaya akan mengadakan peringatan 1.000 hari meninggalnya Frans Seda. Kepada Redaksi Sesawi.Net, putri sulung mendiang Frans Seda yakni Francisia S.S. Ery Seda menyatakan akan ada serangkaian acara yang akan digelar di Kampus Unika Atma Jaya Jakarta sepanjang hari Sabtu, tanggal 29 September 2012 ini.
Menurut peneliti dan dosen sosiologi UI ini, ketiga rangkaian acara dalam rangka Peringatan 1.000 Hari meninggalnya Frans Seda –mantan Menteri Keuangan era pemerintahan Presiden Ir. Soekarno—adalah sebagai berikut:
- Perayaan Ekaristi bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo di Gedung Yustinus, pukul 16.30-18.00 WIB;
- Peluncuran buku bertitel Merawat Indonesia di Saat Kritis, Pergumulan Frans Seda oleh Frans Seda Foundation di Gedung Yustinus di Lt. 15 pukul 18.00-18.30. Buku ini digarap oleh Mikhael Dua dengan ketebalan 176 halaman tentang sosok pribadi alm. Frans Seda dan pengabdiannya bagi bangsa dan negara tanpa pernah menanggalkan identitas imannya sebagai orang katolik. Buku ini terbit dalam dua bahasa –Indonesia dan Belanda—dan diterbitkan oleh Penerbit Obor Jakarta. Tidak ada acara bedah buku dalam peluncuran buku baru ini.
- Penganugerahan Frans Seda Award oleh Yayasan Atma Jaya di Gedung Yustinus Lt. 15, pukul 18.30-19.30. Penghargaan bertajuk “Untuk Tuhan dan Tanahair” yang merupakan semangat Frans Seda inilah yang ingin dilestarikan melalui acara memberikan Frans Seda Award kepada mereka yang dianggap patut dan layak menerapkan semangat Frans Seda. Ini diharapkan akan semakin banyak orang yang terinspirasi serta mengekspresikan dan mewujudkan semangat ini dalam karya nyata.
Pemenang Frans Seda Award
Pada tahun ini ada dua kategori Frans Seda Award yakni kategori bidang kemanusiaan dan bidang pendidikan.
Setelah menyeleksi lebih dari 100 aplikasi yang berasal dari seluruh Indonesia, akhirnya diperoleh dua pemenang untuk masing-masing kategori. Pemenang bidang kemanusiaan adalah Octovina Reba Bonay, seorang bidan di kampung terpencil di Papua. Octovina menjalankan tugasnya biasanya dengan berjalan kaki di medan yang jauh dan berat, yang memang sulit dilalui oleh kendaraan.
Sedangkan pemenang di bidang pendidikan adalah Christanti Gomulia, seorang praktisi pendidikan murah berstandar internasional. Christanti berobsesi mengembangkan sekolah sebagai tempat ‘belajar hidup’ yang bisa membantu mengembangkan konsep, ketrampilan hidup dan karakter anak. Pendidikan berkualitas itu juga tidak boleh mahal sehingga semua anak berpeluang mendapatkan kesempatan yang sama tanpa terkendala latar belakang ekonomi dan sosial keluarganya.
Pada tahun-tahun mendatang diharapkan lebih banyak bidang yang bisa dinilai sejalan dengan luasnya peran Frans Seda selama hidupnya.
Penghargaan diberikan dalam bentuk medali, sertikat, serta uang tunai sebesar Rp 50 juta
Franciscus Xaverius Seda atau lebih dikenal dengan nama Frans Seda lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926 dan meninggal dunia di Jakarta, 31 Desember 2009 pada umur 83 tahun. Semasa hidupnya, Frans Seda aktif terlibat dalam dunia politik dan sebagai orang politik mendiang Frans Seda pernah dipercaya Presiden Ir. Soekarno sebagai menteri. Di bidang kehidupan lain, Frans Seda adalah tokoh katolik nasional, pengamat politik, dan juga seorang pengusaha.
Semasa duduk di pemerintahan, alm. Frans Seda mengemban jabatan politis sebagai Menteri Perkebunan dalam Kabinet Kerja IV (1963-1964) dan Menteri Keuangan (1966-1968) sewaktu awal Orde Baru, dan kemudian Menteri Perhubungan (1968-1973) dalam Kabinet Pembangunan I.