SOLO dikenal sebagai Kota Budaya. Budaya Surakarta menjadi warisan budaya dunia. Selain sebagai salah satu kota tujuan wisata, Solo dengan slogan “Solo, The Spirit of Java” selalu memelihara dan menjaga batik, keris, wayang, gamelan, dan tradisi Sekaten.
Solo menjadi salah satu kota yang menjaga spirit kebhinnekaan sebagai perwujudan semangat NKRI “Bhinneka Tunggal Ika”.
Semangat itu diwujudkan dengan memberikan rasa damai bagi semua pemeluk agama di Indonesia.
Rasa damai, kerukunan dan toleransi ini mewujud dengan memberikan space di ruang publik sepanjang jalan depan Balaikota Solo. Balaikota Solo untuk perayaan hari besar keagamaan Islam, Hindu, dan Budha, Kristen-Katolik, dan perayaan Imlek.
Perayaan Hari Raya Trisuci Waisak
Sabtu, 10 Juni 2023 dilaksanakan peringatan Hari Raya Trisuci Waisak di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta. Selain umat Buddhis, hadir pula pada peringatan ini perwakilan umat beragama.
Perwakilan umat Katolik hadir dalam peringatan ini datang dari paroki-paroki di Kota Solo: Paroki Purbayan, Purbowardayan, Purwosari, Kleca, dan Dirjodipuran.
Membina rasa persaudaraan umat beragama
Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak 2567 TB yang diselenggarakan Perkumpulan Umat Buddha Kota Surakarta bertajuk “Memperkokoh Moral Membangun Kedamaian Bangsa”.
Peringatan ini diselenggarakan dengan kegiatan religius dalam rangka memperingati kelahiran, pencerahan, dan pencapaian Nibbana Sang Buddha Gautama. Juga kegiatan kreatif yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan membina rasa persaudaraan sebagai umat beragama.
Kesan positif
Kesan positif disampaikan Romo FA Eko Hadi Nugroho MSF, pastor pendamping Pelayanan Hubungan Antar Keagamaan (HAK) Kevikepan Surakarta.
Berikut ini kesan positif yang disampaikan pada Sesawi.Net.
Pada perayaan Hari Trisuci Waisak 2567 TB/2023 Kevikepan Surakarta mendapat undangan menghadiri untuk 10 orang.
“Dua hari sebelumnya, saya di WA Vikep Surakarta Romo Robertus Budiharyono Pr yang berhalangan menghadiri acara tersebut.
Romo Vikep minta saya hadir. Kemudian saya meneruskan undangan tersebut ke paroki-paroki Rayon Kota Surakarta. Hadir pada peringatan tersebut delapan orang termasuk saya.”
“Hal positif dan berkesan bagi saya, ketika hadir bersama para tokoh masyarakat dan agama yakni saling mendukung dalam kebersamaan perayaan Trisuci Waisak di Gedung Pendhapi Gedhe Balaikota Kota Surakarta yang kental dengan tradisi Jawanya.”
Kota Surakarta merupakan barometer kota teladan dalam hal kebebasan berekspresi agama.
“Hal positif tersebut saya lihat dari agenda Pemerintah Kota Surakarta yang selalu menyemarakkan perayaan hari besar agama dengan ornamen-ornamen keagamaan saat peringatan.
Misalnya Natal dengan lampion dan acara meriah di Balaikota. Imlek juga dibuat meriah. Ornamen dan lambang-lambang agama Hindu juga dipasang guna menyambut Hari Raya Nyepi-Tahun Baru Saka 1945. Ornamen Idul Fitri dipasang saat Lebaran dan kemarin perayaan Hari Trisuci Waisak 2567 TB/2023.”
Tali persaudaraan dan kerukunan
Perayaan Trisuci Waisak yang dihadiri umat Buddhis, tokoh masyarakat dan agama menjadi penanda betapa kental tali persaudaraan dan kerukunan di Kota Surakarta.
Setiap perayaan agama diberi ruang untuk merayakan kekhasan masing masing agama dan kepercayaan sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang menjadi keutamaan yang hakiki.
Edukasi bagi masyarakat
Perayaan keagamaan tersebut menjadi edukasi penting bagi masyarakat dan bangsa kita. Kota Surakarta kini menjadi barometer kota toleransi, kota damai, dan moderasi.
Harapan kita semua adalah perayaan keagamaan di Kota Surakarta bisa menjadi contoh bagi kota-kota lainnya yang mengedepankan kedamaian, kerukunan dan rasa saling menghormati agama dan kepercayaan lain.