Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis – Menyatakan Kebenaran

0
445 views
Ilustrasi - Semangat kebenaran. (Ist)

Selasa 29 Agustus 2023.

  • Yer. 1:17-19.
  • Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17;
  • Mrk. 6:17-29

IRONI kehidupan. Orang yang berbuat baik dan benar biasanya akan disenangi banyak orang. Tetapi menjadi ironi besar bahwa ketika seseorang membela kebenaran dan menyatakannya dengan jujur dan berani, tidak semua orang menyukainya.

Bahkan orang tersebut akan dimusuhi dan dijauhkan, bila perlu dilenyapkan. Banyak contoh hidup yang memperlihatkan ironi tersebut.

Jangan pernah berharap balasan kebaikan dari kebaikan yang kita perbuat kepada orang lain.

Bahkan jangan kaget, kalau orang yang kita berbuat baik kepadanya malah membalas dengan keburukan.

Hal semacam ini banyak terjadi di sekitar kita. Ada ungkapan bahwa ‘kacang lupa akan kulitnya’.

Ada sebagian orang yang melupakan jasa orang yang telah membantu kesulitannya. Setelah hidupnya tenang dan mapan, seolah-olah tidak pernah ditolong sebelumnya.

Ada resiko lain yang mungkin diperoleh orang yang berbuat baik adalah tidak disukai.

Jangan anggap kebaikan yang kita lakukan mendapat respon positif dari orang sekitar kita.

Mungkin malah sebaliknya, mereka tidak menyukai kebaikan yang kita lakukan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”

Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat.”

Gereja Katolik memperingati peristiwa wafatnya Yohanes Pembaptis.

Kematiannya adalah konsekuensi perjuangan menegakkan kebenaran.

Yohanes adalah sosok yang berani mengatakan kebenaran.

Ia tidak peduli apa akibatnya jika orang berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran.

Mungkin di antara kita ada banyak orang yang kurang berani mengatakan kebenaran.

Supaya orang lain tidak sakit hati, kita memilih membiarkan hal-hal yang tidak benar.

Supaya hubungan tetap nyaman kita memilih diam dan tidak mencampuri keputusan dan perbuatan orang lain yang salah.

Bahkan, ada yang memegang prinsip, “Lebih baik berbohong atau diam, daripada mengatakan kebenaran tapi akhirnya malah dibenci.”

karena itu, kita akan “terkesan” orang baik, karena tidak banyak mengkritik dan menasihati.

Menjadi seorang pengikut Yesus mestinya berani berkata benar.

Dikucilkan, diremehkan dan diacuhkan di kalangan masyarakat atau di tempat kerja adalah risiko seorang yang berjuang demi mewartakan kebenaran.

Barangkali lebih baik kita mempunyai sedikit teman tapi mengatakan kebenaran, daripada kita mempunyai banyak teman tetapi mengatakan kebohongan dan mendiamkan kebenaran.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berani menyatakan kebenaran meski harus menanggung risiko untuk itu?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here