Memeriahkan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli, Sekolah Santo Markus II (KB, TK dan SD) mengadakan Festival Seni dan Budaya Betawi di lapangan sekolah, Sabtu (23/07/2022). Semua murid, guru dan jajaran Yayasan Santo Markus yang hadir meramaikan acara dengan mengenakan Busana Betawi.
“Festival dan Seni Budaya Betawi diselenggarakan agar anak-anak mengenal budayanya sendiri, budaya lokal di mana sekolah Santo Markus berada di DKI Jakarta. Semoga anak-anak sebagai generasi muda dapat bertumbuh menjadi pribadi yang mengenal dan mencintai, dan senantiasa melestarikan budaya Betawi,”ujar Ketua Panitia Regina Caelistina.
Festival ini menyajikan gelaran tari daerah yang diperagakan oleh murid TK Santo Markus. Bahkan, para guru memberikan roti buaya (ikon kuliner Jakarta) kepada para Abang None Vilik dari TK, SD Santo Markus. Yang ingin menikmati makanan khas Betawi, bisa menikmatinya dan mengunjungi 10 stan kuliner khas Betawi yang disiapkan orangtua murid dari KB, TK, SD Santo Markus kelas 1 dan 2. Jajanan yang tersedia antara lain bir pletok, kembang goyang, selendang mayang, kerak telor, dan yang lainnya.
Tidak ketinggalan dipasang pula sepasang ondel-ondel di sisi kiri dan kanan panggung. Di awal acara, ondel-ondel tersebut mengarak Abang None siswa siswi TK dan SD Santo Markus dengan mengenakan busana khas Betawi mengelilingi lapangan ke depan panggung.
Adakan Kolaborasi
Romo Kepala Paroki Lubang Buaya RD Johan Ferdinand Wijshijer yang hadir dalam acara senang dengan tema yang diusung panitia yaitu Jakarta Bersih, Kita Sehat, Anak Terlindungi. Menurut Romo yang sering disapa Fe ini, penting sekali sekolah mengadakan kesepakatan dan kerjasama dengan lingkungan sekitar untuk menjaga kebersihan.
Ketua Pengurus Yayasan Santo Markus Raden Oktavianus Joko Supangkat sejalan dengan pendapat Romo Fe. Joko menyatakan bahwa kita semua harus berkolaborasi. “Saya ingin mengangkat kata bersih. Bersih ini jangan hanya diartikan bersih lingkungan, tetapi juga bersih diri kita. Sejalan dengan penerapan kurikulum baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Merdeka Belajar. Ini menuntut kita semua untuk berkolaborasi,”ujar Joko
Romo juga menyampaikan keprihatinannya akan situasi yang terkait tentang kesehatan, kondisi nasional yakni soal pandemi. Dia mengingatkan dan mengajak seluruh lapisan sekolah, orangtua agar bekerjasama dengan warga sekitar saling menjaga dan tetap tekun dalam kebersihan serta menciptakan pola hidup sehat.
“Poin ketiga, anak terlindugi. Ini mencakup dua hal yaitu jika kita sehat, anak terlindungi. Sehatnya apa, sehat jiwa. Jika kita pahami anak terlindungi ini, terkait dengan situasi yang sedang ramai di media sosial. Bagaimana para siswa dan siswi, terutama para siswi di lembaga pendidikan ternyata menjadi korban dari para pendidiknya. Tema terutama tentang anak terlindungi itu terkait hal yang demikian. Jangan sampai lembaga pendidikan katolik mencuat mengenai hal seperti itu.” Ungkap Romo Fe dalam sambutannya secara tegas.
Minggu depan kata Romo Fe, Keuskupan Agung Jakartaa (KAJ) akan mengadakan sosialisasi tentang protokol perlindungan anak. Maka dia mengajak semua unsur menjalankan tepat azas. “Kita mentaati petunjuk-petunjuk dari Keuskupan. Mulai dari hal sederhana. Jika kita belum boleh pergi ke Gereja, mari kita ikut misa secara online dari rumah,”ujarnya.
Terimakasih Kak Skolastika Ariani. Terimakasih Sesawi.net …Semangat dan Jaya selalu untuk Sekolah Santo Markus. Mari kita jaga kota kita tetap bersih…Jakarta bersih, Kita Sehat, Anak Terlindungi#Salam sehat selalu
Kegiatan yg bagus dan menyenangkan untuk anak2. ?
Maju terus yayasan St. Markus. Kembangkan kearifan budaya lokal. Siapa lagi kalau bukan anak-anak generasi muda….