Bacaan 1: Im 23:1. 4-11. 15-16. 27. 34b-37
Injil: Mat 13:54-58
Dalam setiap agama pasti memiliki hari-hari raya maupun aturan-aturan agama untuk dilaksanakan. Biasanya umat jatuh dalam pemahaman melaksanakan semua perintah dan aturan agama itu sebagai sebuah ritual yang harus dilaksanakan (kewajiban).
Umat katolik setiap Hari Minggu kalau sudah ikut Misa Ekaristi merasa plong, sudah melaksanakan kewajiban agama dengan baik, berarti aman dan pasti masuk surga.
Padahal esensinya bukan disitu.
Merayakan Misa Ekaristi adalah sebuah ungkapan syukur kepada Allah dan sesama, serta mengalami perjumpaan dengan-Nya.
Bangsa Israel telah dituntun keluar dari Mesir, diberikan “Tanah Terjanji” yang subur dan berlimpah madu dan susu. Semua itu perlu disyukuri oleh mereka melalui perayaan-perayaan agama serta menjadi sebuah kesempatan peduli kepada sesama.
Allah memberikan panduan kepada mereka untuk mensyukuri semua berkat-Nya lewat Hari Raya Agama yang ditetapkan-Nya sendiri, seperti: Paskah, Hari Raya Roti tak Beragi, Hari Pendamaian, Hari Raya Pendamaian, Hari Raya Pondok Daun, dan Hari Raya Perkumpulan.
Pada saat tersebut, Allah meminta manusia fokus kepada-Nya saja dan berhenti sejenak memikirkan hal-hal duniawi tanpa mengabaikan sikap kasih pada sesama.
Dalam perayaan-perayaan itu, Allah meminta beberapa hal seperti persembahan sederhana bagi-Nya serta kepedulian pada sesama. Dengan mensyukuri rahmat-Nya tersebut, bangsa itu terus menjaga relasi dengan Allah sampai kepada keturunan mereka.
Orang-orang di Nazareth terjebak kepada hal-hal manusiawi Yesus. Mereka malah mengabaikan pengajaran Kerajaan Surga yang diajarkan-Nya karena mereka fokus pada hal-hal lahiriah-Nya.
Unsur kedekatan tempat tinggal serta budaya di Nazareth bersama Tuhan Yesus tidak mampu membangun iman yang baik namun malah menjadi penghalang memahami keilahian Yesus.
“Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”
Tuhan Yesus mengungkapkan kekecewaan kepada orang-orang sekampung-Nya.
Pesan hari ini
Perintah agama tidak hanya merupakan sebuah kewajiban dan ritual belaka. Namun sebagai sarana untuk mengungkapkan syukur baik kepada Allah maupun sesama.
Jangan hanya fokus pada hal-hal lahiriah saja. “Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.”