Perjalanan Hadiri Misa Requiem Mgr Ludovicus Simanullang di Sibolga

0
280 views

MEWAKILI  Gerakan Orangtua Asuh Seminari (GOTAUS),  saya naik pesawat pagi dari Jakarta ke Silangit  pada hari Jumat 28 September 2018. Sebetulnya,  pilihan ke Silangit ini kurang tepat, karena jarak dari Silangit ke Sibolga cukup jauh namun memang saya kurang informasi. Harusnya bisa naik pesawat langsung ke Bandara Udra  Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga yang lebih dekat.

Salah bandara

Akibatnya, dari Silangit saya harus menempuh perjalanan darat kurang lebih 4,5 jam menuju Sibolga melalui jalan yang berkelak-kelok di perbukitan Tarutung yang curam. Walaupun jalannya cukup bagus, namun di beberapa tempat ada bukit yang longsor karena efek  musim hujan yang sudah tiba, sehingga terpaksa beberapa kali jalan harus buka tutup bergantian dengan arus sebaliknya dan mengakibatkan kelambatan perjalanan.

Saya tiba di Gereja Katedral Sibolga di Jl. Katamso, pas pukul 18.00 di mana Misa Requiem untuk alm. Mgr. Ludovikus Simanullang OFMCap sedang berlangsung dan sudah hampir selesai.

Saya sempat menyimak kata penutup yang mengharukan yang disampaikan oleh Mgr. Martinus D Situmorang OFMCap dan Mgr. Anton Subianto OSC yang menjadi konselebran pada misa Requiem, selain Mgr.  Yohanes Harun yang menjadi konselebran utamanya.

Kita kehilangan putera terbaik Gereja dan bangsa. Alm. Mgr. Ludovicus Simanullang adalah sosok yang ramah, namun tidak banyak omong. Bertutur kata lembut dan berkualitas.

Anak ke-5 dari 9 bersaudara

Itulah yang diceritakan oleh dua orang keponakan Mgr yang kebetulan satu bangku dengan saya di pesawat dari Jakarta ke Silangit: Desra dan Shendy.

Desra adalah  anak dari kakak kandung Mgr. Ludo, sedangkan Shendy adalah anak dari adik kandung Mgr. Dari para keponakan tersebut, saya juga dapat informasi bahwa Mgr ludo adalah anak ke 5 dari 9 bersaudara.

Misa requiem dihadiri oleh para pastor, suster, bruder dan umat yang berjubel di dalam maupun di luar gereja, tanda banyak yang sayang kepada gembala mereka. Susunan bunga papan ucapan bela sungkawa berjajar di depan gereja maupun di jalan raya sekitar gereja.

Panjang 1 km

Nampak pula bunga papan yang datang dari para pejabat Muspida dan Muspika serta tokoh-tokoh nasional yang ikut berbela sungkawa. Mungkin kalau diukur lebih dari satu kilometer panjangnya. Sampai tengah malam masih banyak umat yang berjaga di gereja katedral, mirip suasana tuguran di waktu Paskah.

Sesuai saran dari para pastor di paroki tersebut, hari Sabtu keesokan harinya saya pulang ke Jakarta dengan pesawat Garuda lewat Bandara Udara Ferdinand Lumban Tobing yang jaraknya hanya 45 menit dari gereja.

Sambutan Sekretaris Usukup Pastor Blasius, serta pastor Paroki Katedral Pastor Aloy sangat baik. Bahkan saya ke bandara  diantar oleh para pastor iring-iringan dengvn mobil yang membawa Uskup Anton dan Uskup Situmorang yang juga pulang ke Jakarta lewat bandara yang sama.

Arnold Darmanto – Ketua GOTAUS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here