“Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” (Luk 13, 33)
PUKUL 18.30 para peserta retret Lumen Indonesia mulai menikmati santap malam. Sementara itu beberapa teman anggota group WA alumni SMP PL Boro masih sedang dalam perjalanan. Mereka pulang dari tempat kerja menuju ke rumah masing-masing.
Setiap hari terjebak dalam kemacetan jalanan ibu kota. Setiap hari banyak orang melakukan perjalanan pergi dan pulang dari rumah menuju ke tempat kerja dan sebaliknya. Mereka melintasi rute perjalanan yang selalu sama dengan kendaraan yang sama, dan dengan situasi kemacetan yang sama. Mereka kadangkala juga mencari jalur alternative atau jalan tikus untuk menghindari kemacetan.
Banyak orang masih harus menyelesaikan perjalanan mereka; sementara orang lain sudah menyelesaikan perjalanan mereka pada hari ini. Perjalanan yang sama masih akan dimulai besok pagi; dan akan dimulai kembali lusa. Perjalanan kerja rupanya tidak akan selesai dalam waktu satu atau dua hari. Dibutuhkan waktu yang panjang untuk menyelesaikan sebuah perjalanan, apalagi sebuah perjalanan hidup.
Yesus pun terus berjalan, baik hari ini, besok dan lusa. Dia terus berjalan sampai pada kesudahannya. Sore ini, Father Cantalamessa juga memberikan renungan tentang perjalanan. Perjalanan bangsa terpilih menuju tanah terjanji memerlukan waktu empat puluh tahun.
Perjalanan hidup batin pun bisa melewati empat tahap, yakni: penyadaran akan dosa, bisa dilakukan dengan bercermin pada Kitab Suci; penyesalan yang mengarahkan pada pertobatan; keputusan tegas untuk menghentikan sikap, perilaku dan tindakan jahat serta dosa; serta penerimaan rekonsiliasi yang menyelamatkan dan menghidupkan.
Perjalanan macam apa yang aku lakukan hari ini, besok dan lusa? Sampai kapankah perjalanan itu akan berakhir? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
