Perjamuan tanpa Kelas

0
314 views
Pesta perkawinan di Kana, by Juan de Flandes

APA yang umumnya dijumpai dalam pesta perjamuan?

Tersedia meja dan kursi dengan kode-kode khusus, sesuai dengan kelasnya. Orang-orang penting duduk di tempat terdepan dan paling terhormat. Sedang mereka yang jauh relasinya dengan pemilik pesta di kursi belakang duduknya.

Tidak demikian dengan perjamuan Tuhan.

Lewat bacaan Injil hari ini (Lukas 14: 7-14), Tuhan Yesus mengajarkan pesan penting. Pertama, tentang di mana sebaiknya orang duduk dalam pesta. Kedua, tentang siapa yang mesti diundang bila orang mengadakan pesta.

Pertama, sebaiknya orang tidak duduk di kursi terhormat, karena menganggap diri lebih penting atau tinggi dari pada yang lain. Ingatlah, yang meninggikan diri akan direndahkan, dan yang merendahkan diri akan ditinggikan (Lukas 14: 11).

Kedua, bila mengadakan pesta hendaknya orang mengundang mereka yang tidak dapat membalas mengundangnya.

Inilah ungkapan kerendahan hati dan kasih sejati dalam pelayanan sejati. Memberi tanpa mengharapkan balasan.

Kedua sikap di atas berkaitan dengan perjamuan Tuhan, yakni ekaristi. Ketika menghadiri perjamuan ekaristi, hendaknya orang tidak merasa diri penting. Sebaliknya, menyadari dosa-dosanya dan dengan rendah hati menghadap kepada-Nya.

Selanjutnya, perlu disadari bahwa semua yang diundang tidak ada yang sanggup membalas undangan (kasih dan kebaikan Tuhan).

Bagaimana tidak. Bukankah yang mereka persembahkan seperti waktu, uang, tenaga, dan kemampuan semua adalah pemberian Tuhan?

Perayaan ekaristi yang menjadi simbol perjamuan surgawi yang bisa mulai dicicipi di dunia lebih dari pada ibadah keagamaan. Spiritualitasnya perlu menjiwai hidup sehari-hari mereka yang merayakannya.

Pertama, tidak bersikap diskriminatif berdasar alasan apa pun, karena kedudukan setiap orang di hadapan Tuhan sama.

Tanpa kelas. Kedua, berbagi dan berbuat baik tanpa mengharapkan balasan.

Minggu, 28 Agustus 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here