Renungan Harian
Selasa, 31 Mei 2022
Pesta St. Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth
Bacaan I: Zef. 3: 14-18a
Injil: Luk. 1: 39-56
BEBERAPA tahun yang lalu, saya mengantar bapak mengunjungi adiknya. Bapak yang sudah sepuh sering kali tidak mau bepergian lagi dengan alasan capek. Namun saat saya menawari mau mengantar beliau untuk mengunjungi adiknya yang sudah sepuh juga dan sudah sering sakit-sakitan, bapak dengan segera mengiyakan dan kelihatan bapak bersemangat.
Sebetulnya kalau dihitung jarak dari rumah bapak ke rumah adiknya tidak jauh hanya dua jam perjalanan dengan mobil; namun karena sudah sama-sama sepuh sehingga lama tidak bertemu.
Pada hari saya mengantar, bapak pagi-pagi sudah siap, dan sudah memesan ke adik agar membeli beberapa oleh-oleh yang menjadi kesukaan adik bapak. Bapak ingat persis apa yang menjadi kesukaan adiknya di samping itu bapak juga minta disiapkan uang yang nanti akan diberikan kepada adiknya.
Bapak hari itu kelihat begitu gembira dan amat sehat.
Ketika sampai di rumah adiknya, bapak dan adiknya langsung berpelukan dan tampak mereka berdua meneteskan air mata. Mungkin karena sudah lama tidak bertemu dan memendam rasa kangen yang luar biasa.
Setelahnya, bapak dan adiknya ngobrol di teras rumah adiknya bapak. Mereka bercerita mengenang masa kecil mereka dan mengenang teman-teman mereka pokoknya mereka bercerita mengenang masa lalu.
Bahkan terkesan mereka mencoba mengingat orang-orang yang berkesan bagi mereka berdua termasuk para pengasuh mereka.
Adiknya bapak yang sedang sakit menjadi kelihatan sehat tidak ada tanda-tanda sakit yang selama ini dirasakan. Biasanya hanya tiduran dan lebih banyak diam, sekarang bisa duduk berjam-jam tidak kelelahan dan ngobrol dengan diselingi tertawa riang.
Demikian pula bapak yang biasanya cepat lelah apalagi setelah menempuh perjalanan jauh, kali ini kelihatan amat sehat dan tidak nampak kelelahan.
Luar biasa perjumpaan yang menyembuhkan dan menguatkan. Keduanya memberikan energi penyembuhan dan energi kekuatan yang bersumber dari cinta mereka berdua.
Kiranya hal yang sama terjadi pada perjumpaan antara Bunda Maria dan St. Elisabeth. Perjumpaan dua orang terpilih yang saling meneguhkan karena mengalirkan cinta yang bersumber dari iman mereka.