UNGARAN, Jumat (19.02.2016), sejumlah wanita Muslim dari Fatayat NU dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) bersama sejumlah Suster dari berbagai Tarekat (AK, PI, BKK, dan OSF) hadir dalam perteman perdana untuk membahas acara yang ke depan akan bersifat tetap dan berkelanjutan. Mereka memenuhi undangan yang dilayangkan oleh Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (Komisi HAK KAS). Romo Aloys Budi Purnomo Pr sebagai Ketua Komisi HAK KAS menerangkan bahwa maksud dari pertemuan ini adalah untuk menggagas bagaimana kita bisa bersama-sama mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman melalui para wanita berjilbab beragama Islam dan “berjilbab” beragama Katolik.
Begitulah, sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB ternyata mereka yang hadir memenuhi undangan itu sangat antusias merespon gagasan tersebut. Itulah sebabnya, seketika langsung dibentuk semacam kepanitiaan kecil untuk memperlancar persiapan terwujudnya impian itu, yang diharapkan tidak hanya sesaat sekali terjadi, melainkan menjadi sebuah peristiwa yang berkelanjutan di masa mendatang. Kepanitiaan itu dikoordinatori oleh Ibu Ida dan Sr. Yulia, PI dengan sekretaris Sr. Bertha, AK dan Ibu Solkhah.
Pertemuan yang dipandu oleh Lukas Awi Tristanto itu kemudian menghasilkan keputusan bahwa dibentuklah Forum Persaudaraan Perempuan Lintas Agama. Untuk kegiatan pertama akan dilaksanakan pada hari Rabu, 09 Maret 2016, di pelataran Gereja Kristus Raja Ungaran, dan rencananya, akan ditutup di halaman Masjid Jami’ Istiqomah Ungaran. Acara itu diberi tajuk “Perjumpaan Hati untuk Perdamaian Pertiwi”. Ditargetkan sedikitnya dua ratus peserta akan dilibatkan dalam acara tersebut yang dimulai pukul 08.00 WIB (registrasi) hingga pukul 14.00 WIB. Acara akan dirangkai dalam suasana akrab silaturahim, dalam karakter seni budaya dan tausyiah.
Awal yang baik dari pertemuan para Perempuan Berjilbab Muslimah dan Perempuan Berjilbab Biarawati Katolik itu semoga menjadi berkah di masa mendatang untuk kian mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agamanya. Yang mau dan berkenan mendukung rangkaian kegiatan ini ke depan tentu sangat kami apresiasi dengan penuh cinta kasih. Turut hadir dan mendukung peristiwa ini adalah Supardiman Kabid Diakonia Paroki Ungaran dan Tarto Timja HAK Paroki Ungaran. Terima kasih para Ibu Paroki yang melayani pertemuan ini.***