Senin, 28 Maret 2021
- Yes. 65:17-21.
- Mzm: 30:1.4.5-6.11-12a.13b.
- Yoh. 4:43-54
LAKU iman yang dihayati dengan baik, akan berpengaruh kepada orang lain.
Banyak orang yang berubah setelah perjumpaan dengan orang yang baik dan menerima keteladanan dari seseorang.
Setiap orang beriman yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik dan punya komitmen penuh, akan menjadi inspirasi dan teladan bagi orang sekitar.
“Jika saja dulu, kita gagal membujuk anak kita masuk asrama, kita tidak akan melihat perubahan yang begitu positif dari sikap dan cara pikir anak kita,” kata seorang bapak kepada isterinya.
“Sejak dia masuk asrama, banyak perubahan yang dia tunjukkan baik di rumah maupun ketika berjalan berkumpul dengan teman-temanya,” sahut isterinya.
“Dia sekarang punya kebiasaan yang positif sejak bangun tidur, sampai malam hari, dari doa, belajar dan mengurus dirinya sendiri, tidak perlu lagu disuruh-suruh,” lanjutnya.
“Syukurlah kalau pengaruh pendidikan di asrama sangat baik baginya, dan kelihatannya dia sangat menikmati suasana di asrama,” kata suaminya.
“Dia yang dulu pendiam dan suka malas-malasan, jadi lebih supel dan lincah,” lanjut suaminya.
“Pembinaan yang baik dari para pembinbing serta berbagai dinamika dengan teman-temannya membuat dia kreaktif dan tahu untuk apa berjuang dalam hidup ini,” sahut suaminya.
“Semoga jika ada pengaruh negatif pun tidak membuat anak kita jadi berubah menjadi tidak baik,” lanjut isterinya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.”
Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.”
Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.”
Dasar iman pegawai istana itu, bukan lagi melihat tanda-tanda, sebab iman yang hanya berdasar pada tanda yang dibuat Yesus belum merupakan iman yang sempurna.
Imannya bertumbuh berkat perjumpaan dengan Yesus.
Dia dan seluruh keluarganya menjadi percaya bahwa kata-kata Yesus dapat dipegang, bahwa kata-kata Yesus memiliki kekuatan dan kuasa yang dapat menyembuhkan dan membawa kehidupan baru.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah cara hidupku bisa mempengaruhi orang lain menjadi lebih baik?