Ketika para misionaris datang ke daerah-daerah misi, seperti misalnya Papua, mereka tidak hanya mewartakan Injil tentang Yesus Kristus, tetapi juga mengangkat harkat dan martabat orang-orang setempat, melalui pendidikan,kesehatan, pemberdayaan manusia dsb.
Mereka menjadi sadar bahwa mereka tidak dapat mengharapkan hasil yang instan, mereka tidaka akan langsung melihat dan merasakan hasil karya mereka. Ada seorang misionaris Belanda yang memberi nasihat kepada misionaris muda Indonesia sebagai berikut: “Bekerja disini jangan harap akan melihat hasil kerjamu. Butuh waktu 100 tahun untuk melihat hasil kerja sekarang”.
Dalam Injil Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah dengan menggunakan perumpamaan tentang penabur benih (bdk. Mrk 4:26-29) dan biji sesawi (bdk Mrk 4:30-34). Pesan kedua perumpamaan ini ialah benih dan biji sesawi tumbuh tanpa banyak disadari dan butuh waktu yang cukup untuk menjadi besar dan membawa hasil. Perlu kesabaran sambil memelihara dengan baik agar lingkungannya memberi kesuburan bagi pertumbuhannya.
Demikian juga dengan iman dan Kerajaan Allah. Perlu waktu, usaha, kesabaran dan penciptaan lingkungan yang baik, agar iman dan Kerajaan Allah bertumbuh dan berkembang, lalu menghasilkan buah-buahnya. Maka pentinglah kita tidak terburu-buru, perlu bersabar dan bertekun. Dalam pertumbuhan itu bukan kita sendiri yang berperan tetapi kita perlu memberi ruang pada Allah yang memberi kehidupan itu.
Tuhan Yesus Kristus, tumbuh-kembangkanlah benih iman dalam diriku agar membawa buah-buah kebaikan dan cinta kasih kepada orang-orang lain dan lingkungan sekitar diman aku berada. Amin.