Bacaan 1: Yer 26:1 – 9
Injil: Mat 13:54 – 58
KAMU pernah merasakan di-bully (dicemooh, dihina, diremehkan atau dicela)? Pastilah sangat sakit dihati rasanya bahkan rasanya seperti sudah dibunuh.
Beberapa waktu lalu, seorang siswi SMA 1 Bangkinang, Pekanbaru nekat bunuh diri dengan terjun ke sungai karena sudah tidak tahan di-bully teman-teman sekolahnya lantaran miskin.
Lidah itu memang lebih tajam daripada pedang. Satu kata kotor saja yang keluar dari mulut, dapat menghancurkan hati berkeping-keping.
Dalam bacaan hari ini, Nabi Yeremia dan Tuhan Yesus sama-sama mengalami pem-bully-an karena mewartakan firman Allah.
Nabi Yeremia menyampaikan nubuatan tentang kehancuran Bait Allah di jaman pemerintahan Yoyakim, putera Yosia, Raja Yehuda, dengan harapan bangsa itu mau bertobat sehingga tidak jadi dihukum oleh Allah. Namun hal ini malah membuat marah orang-orang Yahudi dan mereka hendak membunuhnya.
Sedangkan Tuhan Yesus dalam menjalankan misi keselamatan Allah saat mengajar orang-orang sekampung-Nya dicemooh serta tidak dipercaya, karena mereka tahu latar belakang Tuhan Yesus.
Karena ketidakpercayaan orang-orang di Nazareth, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat disitu. Orang tidak percaya pasti tidak ada berkat.
Berbuat baik tidak selamanya dianggap baik oleh pihak lain.
Saat ikut dalam pelayanan, dan mendapatkan cemoohan, dimarahi dan dianggap pelayan sesungguhnya, adalah hal yang biasa. Kadang sakit di hati jika dirasakan namun di saat demikian yang kuingat hanyalah Tuhan Yesus.
Pesan hari ini
Bayangkanlah, saat Nabi Yeremia dan Tuhan Yesus di-bully.
Apakah kamu pernah berfikir terlebih dahulu sebelum berkata? Bagaimana perasaan orang yang kamu hina itu. Cemoohan saat dalam pelayanan adalah salib yang harus kupikul dan ini belum seberapa dibandingkan kesengsaraan Tuhan Yesus di kayu salib.
Kamu mungkin bukan yang paling pintar, terkuat atau inovatif. Namun kamu masih bisa menang hanya dengan menjadi yang paling konsisten, pakailah selalu maskermu dan tetap jaga jarak-Antoni Pompliano
Bersatu Melawan Coronavirus