Karena umat Kristen merupakan populasi mayoritas di seantero jagad ini, maka Natal adalah salah momen terbesar yang sangat ditunggu-tunggu.
Ini merupakan saat di mana semua manusia larut dalam suka apalagi momen spesial ini biasanya dirangkai dengan semaraknya tahun baru. Mulai dari bayi sampai kepada orang tua sekalipun ikut mencicipi indahnya Natal.
Beberapa tahun silam ketika HP belum ada, Internet belum muncul dan Facebook juga belum ada, maka berkirim kartu Natal adalah jalan yang kita gandrungi. Namun seiring munculnya sarana dan media itu, berkirim kartu Natal pun berkurang drastis maka pendapatan Kantor Pos pun ikut menyusut.
Kita tahu, tema sentral Natal ialah kelahiran Yesus tetapi kerap kali itu hilang ditelan oleh semarak dahsyatnya perayaan. Gelombang dan glamornya pesta sering menyingkirkan makna terdalam dari Natal itu sendiri.
Dalam renungan sederhana ini saya hanya mau memberi beberapa pernik-pernik natal yang kerap mewarnai kita saat setiap kali perayaan yang ditunggu-tunggu oleh jutaan manusia tiba.
-Natal adalah salah satu moment terbesar di seluruh dunia.
-Banyak orang mengharapkan hadiah pada masa natal tetapi sedikit yang berpikir mau memberi hadiah apa kepada mereka yang dicintai.
-Natal adalah salah satu saat di mana manusia banyak mengeluarkan uang karena fokus untuk belanja, membeli hadiah dst.
-Kegiatan yang paling menyita adalah momen Natal ini dimana awal Desember orang-orang telah melakukan persiapan. Puncak kesibukan semakin nyata seminggu menjelang hari H nya dan tentunya saat hari H sendiri.
-Ada kesan bahwa orang sepertinya berlomba merayakannya.
-Orang sibuk sangat sibuk menghias, mendekor, menata, tetapi kerap juga kita lupa menghias, manata dan mendekor hati dengan kelemah lembutan, kerendahan hati, kesabaran, dan pertobatan.
-Kita tersita dan terlalu terfokus dengan persiapan perayaan dan pesta tetapi lupa mempersiapkan hati dan batin. Untuk itu saya bertanya, apakah nanti Yesus yang akan lahir itu akan “berdiam” dengan damai, at home, sejuk di hati kita.
-Nyata bahwa dalam perayaan Natal, kita akan melihat banyak orang-orang baru di gereja, lingkungan tetapi selekas perayaan Natal itu usai, mereka juga lenyap entah ke mana
-Jelas, kolekte juga semakin naik dan kembali turun dan normal seiring Natal berlalu.
-Lagu Natal? Tentu menguasi blantika musik. Di mana-mana; mobil, rumah, mall, plaza,
televisi kerap terdengar lagu ini. Lagu Malam Kudus pun membahana di siang hari.
-Anak-anak dari keluarga sederhaa hanya mengharap sepatu dan baju baru tetapi anak orang kaya menginginkan BB, iPpad, atau alat mutakhir lain.
-Keluarga sederhana paling berkunjung sama tetangga, keluarga lain sedangkan mereka yang berada pergi melanglang buana.
********
Saudara-saudari terkasih dan teman-teman sekalian, bisa kita urai lebih banyak lagi pernik natal berangkat dari pengalaman Anda sendiri. Pintaku, nikmatilah kegembiraan Natal itu dengan seadanya. Jangan ubah dan sulap keadaanmu yang sederhana itu menjadi “mewah” hanya untuk sesaat saja. Yesus tidak melarang kita merayakan kelahiranNya dengan penuh semarak, tetapi Ia lebih menginginkan kesederhanaan tetapi tulus, ikhlas dan bersahaja.
Kita tahu Yesus lahir bukan di rumah sakit terkenal dan termahal. Dia lahir di kandang hewan. Ini adalah simbol kerendahan hati, kesederhanaan dan kesahajaan. Maka jangan lewatkan momen kegembiran ini tanpa ada kesan untuk dirimu, keluarga dan Gerejamu. Apapun pernik natal itu, yang pasti Yesus akan datang untukmu. Dia akan lahir di hatimu. Sekali lagi, jangan lewatkan keindahan Natal ini bersama mereka (keluargamu, temanmu dan sahabatmu). Natal bukan terletak pada mewahnya dan semarak perayaan tetapi kesiapan dan keterbukaan hatimu siap menyambut Dia yang akan datang. Semoga.