Berikut pernyataan sikap Mahasiswa Islam yang diwakili oleh Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Noer Fajrieansyah menyikapi peristiwa bom yang berlangsung di Solo, Minggu (25/9).
Persoalan kebangsaan tidak pernah ada putusnya di bumi pertiwi, Indonesia. Setelah kita dikejutkan pecahnya konflik antara agama di Ambon yang memakan banyak korban, Hari ini Minggu, 25 September 2011 pukul 10.55 WIB terjadi kembali Bom Bunuh Diri di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS), Kepunton Solo, Jawa Tengah.
Tentu beberapa persoalan yang mencuat terkait persoalan konflik keagamaan tidak bisa dilihat secara sederhana. Estafet persoalan politik disertai sahut menyahut konflik keagamaan di berbagai daerah tentu menjadi hal yang tidak bisa dilihat terpisah. Dalam situasi politik yang carut marut dan kepercayaan publik kepada negara yang makin merosot, ‘teori konspirasi’ bisa dijadikan sebagai pengaman dari frustasi sosial masyarakat. Meminjam istilah Thomas Hobbes (1588-1679), negara dengan segenap aparat tidak lebih sebagai Leviathan yang selalu ingin menerkam dan meneror rakyat sendiri.
Maka dengan itu kami Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam bersikap :
1. Mengutuk siapapun aktor dibelakang layar kejadian Bom Bunuh Diri di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS), Kepunton Solo, Jawa Tengah.
2. Melihat persoalan Bom Bunuh Diri di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS), Kepunton Solo, Jawa Tengah yang kami anggap sebagai upaya makar terhadap keutuhan NKRI dengan memprovokasi kondisi keberagamaan kita.
3. Mendesak kepada Badan Intelijen Negara dan POLRI untuk segera tanggap dan cekatan mengusut tuntas persoalan kebangsaan ini.
4. Meminta kepada seluruh ummat beragama di Indonesia untuk tidak terprovokasi dengan kejadian Bom Bunuh Diri di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS), Kepunton Solo, Jawa Tengah.
Demikian pernyataan sikap kami sebagai salah satu organisasi mahasiswa Islam, yang mewakili ummat Islam di Indonesia.