Bacaan 1: Ef 4:1-7. 11-13
Injil: Mat 9:9-13
“Gereja” secara umum diartikan sebagai suatu “persekutuan” dalam iman Kristus. Sebuah kebersamaan memiliki dan berbagi (kasih) dalam iman Kristus.
Bersekutu dengan Kristus yang adalah “Kepala Gereja”, bersekutu dengan Roh dan bersekutu diantara anggota Gereja.
Anggota “Gereja” juga disebut sebagai orang-orang kudus karena kita memang telah dikuduskan oleh kehadiran Roh Kudus saat dibaptis dan kudus karena kepalanya adalah Kristus sendiri.
Dalam persekutuan tentu saja terdiri dari keanekaragaman umat, yang memiliki latar belakang berbeda.
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus, ia mengingatkan akan keanekaragaman pelayanan dalam persekutuan mereka. Ia juga menasihati agar jemaat hidup berpadanan sesuai panggilan kristianinya.
Panggilan kristiani untuk hidup rendah hati, lemah lembut, sabar terhadap satu sama lainnya.
Memelihara kesatuan Roh, damai sejahtera, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa, sebagai “umat Allah” dalam persekutuan iman atau “Gereja”.
Paulus juga mengingatkan berbagai karunia yang telah diterima dari Tuhan adalah untuk saling melengkapi dalam karya pastoral kita dan bukan menjadikan perpecahan dalam umat.
Hari ini kita juga membaca panggilan Matius seorang pemungut cukai. Profesi yang digolongkan sebagai pendosa oleh orang-orang Yahudi, ia dipanggil menjadi pengikut Kristus.
Hal ini menjadi bahan kritikan orang-orang Farisi, Yesus yang jika dianggap sebagai Mesias mestinya tidak bergaul dengan para pendosa.
Padahal, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa, bertobat dan kembali bersekutu dalam iman bersama Allah Bapa-Nya.
“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.
Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikian sabda-Nya.
Pesan hari ini
Mari kita jaga dan hidupi persekutuan dalam iman, sebagai “satu tubuh, satu Roh” yang dikepalai oleh Tuhan Yesus Kristus.
Hidup saling mengasihi dan membantu dalam pertobatan.
“Semangat kerendahan hati lebih manis daripada madu, dan akan menghasilkan buah yang manis.”