Persembahan Hati

0
0 views
Iustrasi: Gunungan berisi aneka buah dan sayuran menjadi bahan persembahan dalam Ekaristi Peringatan Hari Pangan Sedunia 2024 di Gereja Paroki Kleco. (Komsos Paroki)

Minggu, 2 Februari 2025

Mal 3:1-4.
Mzm 24:7.8.9.10.
Ibr 2:14-18.
Luk 2:22-40

PERSEMBAHAN kepada Tuhan bukan sekadar tindakan memberi, tetapi ungkapan hati yang mencerminkan iman, kasih, dan rasa syukur kita kepada-Nya.

Dalam hidup beriman, persembahan selalu memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar materi, persembahan adalah bentuk ibadah, ketaatan, dan pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan.

Ketika kita memberikan sesuatu kepada Tuhan, kita sedang menaruh kepercayaan bahwa Dia akan mencukupi segala kebutuhan kita.

Dunia mengajarkan untuk menyimpan sebanyak mungkin, tetapi firman Tuhan mengajarkan bahwa memberi dengan iman membawa berkat yang lebih besar.

Segala yang kita miliki adalah anugerah Tuhan. Ketika kita memberi persembahan, kita sedang mengakui bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat dalam hidup kita.

Yesus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai simbol bahwa hidup-Nya sepenuhnya dipersembahkan untuk melaksanakan rencana keselamatan.

Hal ini menjadi teladan bahwa hidup kita juga seharusnya diarahkan untuk tujuan yang mulia dan menyenangkan hati Tuhan.

Dalam dunia yang sering kali fokus pada ambisi pribadi, peristiwa ini menginspirasi kita untuk merenungkan tujuan hidup kita,

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut Hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,”

Peristiwa Yesus yang dipersembahkan bukan hanya sekadar ketaatan kepada hukum, tetapi juga mengandung makna rohani yang dalam tentang penyerahan dan rencana keselamatan Allah.

Ketaatan kepada Tuhan bukanlah sekadar kepatuhan buta, melainkan bentuk kasih dan penghormatan kepada-Nya. Firman Tuhan mengajarkan bahwa taat kepada-Nya berarti memilih untuk berjalan di jalan yang benar, meskipun bertentangan dengan nilai-nilai dunia yang mengutamakan kesenangan sesaat dan egoisme.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sudah mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan dalam hidupku ini ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here