Selasa, 2 Februari 2021: Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Bacaan I: Mal 3:1-4
Bacaan II: Ibr 2:14-18
Injil: Luk 2:22-40
“SEMUA berasal dari Tuhan, dan jika Tuhan menghedaki, saya menyerahkannya dengan tulus,” kata bapak pemilik kebun yang tanahnya berbatasan dengan tanah Gereja.
“Jika rencana pembangunan gereja akan direalisir, silahkan pakai, nanti kami membuat surat hibah,” katanya
“Terima kasih,” kataku penuh syukur.
“Padahal selama ini, banyak beredar suara bahwa akan sangat sulit membeli tanah tersebut apalagi mendapatkannya dengan cuma-cuma,” pikirku dalam hati.
“Maaf, selama ini, saya hanya menunggu pihak Gereja datang membicarakan dengan saya,” katanya seakan tahu apa yang terlintas dipikiranku.
“Saya menyadari telah banyak mendapatkan berkat dari Tuhan. Saya persembahkan tanah itu sebagai wujud syukur kami pada Tuhan,” katanya.
“Terima kasih,” kataku
“Ketulusan bapak ini terpancar dari matanya, dan kemauannya membuat surat hibah adalah bukti kebaikan dan kebijaksanaannya,” pikirku.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita baca, “Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.”
Maria dan Yosef mempersembahkan Yesus sebagai bentuk tanggungjawab mereka sebagai umat Allah yang taat pada tradisi dan hukum Musa.
Persembahan itu punya makna pengudusan, pemurnian sekaligus penyerahan kepada Allah apa yang dipercayakan kepada mereka.
Kita pun telah banyak menerima anugerah Tuhan, apa yang kita persembahkan kepada-Nya sebagai wujud ucapan syukur kita?