Bacaan 1: Yesaya 42:1-7
Injil: Yohanes 12:1-11
APA yang kita miliki dan nikmati saat ini adalah berkat yang diberikan Tuhan. Kita menerima sesuai apa yang dibutuhkan. Kadang kita memohon sesuatu yang kita sendiri tidak yakin membutuhkannya.
Sebagai balasannya, seharusnya kita pun mau memberi persembahan terbaik untuk Tuhan.
Namanya persembahan, bisa dalam berbagai bentuk seperti rezeki (uang persembahan), barang berharga bahkan hidup itu sendiri. Mendedikasikan seluruh hidup sepenuhnya bagi Tuhan.
Saya pernah menulis bagaimana Suster Lucy Agnes yang keturunan dari keluarga kaya malah memilih mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan dengan membiara.
Jika mau, lulusan S2 Amerika ini bisa hidup mewah melanjutkan bisnis Restoran Ayam Bulungan milik ayahnya. Namun ia memilih masuk tarekat yang dipimpin Ibu Teresa.
Ia memilih menjalani kaul kemiskinan, mendampingi orang-orang sekarat di Kalkuta, India.
Maria saudara Lazarus juga memilih bagian terbaik dalam hidupnya. Rasa bersyukur karena Lazarus saudaranya dihidupkan kembali oleh Yesus maka ia rela memberikan yang terbaik.
Setengah kati (kira-kira 163 gr) minyak Narwastu yang menurut Yudas Iskariot seharga 300 dinar, dipersembahkannya bagi Yesus.
Jika 1 dinar adalah upah sehari di Jakarta maka harga itu setara kira-kira lebih dari Rp 30 juta.
Tidak hanya itu, ia pun rela menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Bau minyak wangi itu semerbak di seluruh rumah itu.
Mungkin Maria juga merasa bahwa hari itu kemungkinan adalah terakhir kalinya ia bertemu dengan Yesus.
Dalam nubuatnya, Nabi Yesaya menjelaskan tugas-tugas yang akan diemban bangsanya Israel.
Sebagai bangsa pilihan, Roh Tuhan selalu ada padanya. Bangsa itu harus menyampaikan keadilan kepada bangsa-bangsa lain tanpa kekerasan.
Bangsa itu tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.
“Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan… menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Pesan hari ini
Maria iklas dan tulus mempersembahkan miliknya yang sangat berharga sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yesus. Sudah layak dan sepantasnya, kita pun mengucap syukur dan memberikan persembahan terbaik bagi Tuhan.
Sebagai anak-anak Allah kita pun juga diutus menjadi terang bagi orang lain.
“Hanya ada satu kebahagiaan dalam hidup, yaitu mencintai dan dicintai. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”