![mesir kairo bunda maria dari segala sisi ok](https://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2017/03/mesir-kairo-bunda-maria-dari-segala-sisi-ok.jpg)
Sabtu, 6 Februari 2021
Bacaan I: Ibr 13:15-17.20-21
Injil: Mrk 6:30-34
“KAMI senang jika sebelum misa, melihat romo berdoa,” kata seorang umat.
“Kami bisa merasakan, betapa suasana jadi lebih tenang, jika romo sudah berlutut dan berdoa dengan hening,” kata umat yang lain.
“Suasana akan sangat berbeda jika romo terlambat, umat sudah siap dalam gereja romonya belum muncul-muncul,” kata umat lainnya.
“Ekaristi itu puncak hidup beriman kita, maka sudah layak dan pantas jika selalu dipersiapkan dengan baik,” kata mereka
“Sebaiknya romo bukan hanya siap kotbah, tetapi persiapan batin dalam doa pribadi,” kata umat yang lain.
Demikian beberapa harapan dari umat tentang pribadi romo sebelum memimpin ekaristi dalam pertemuan liturgi paroki.
Mereka mengharapkan kehadiran romo, bukan sekadar petugas misa. Melainkan sebagai pelayan Altar Tuhan yang menyentuh dan tersentuh oleh keilahian Kristus.
Hari ini kita dengar dalam bacaan Injil, “Yesus berkata kepada mereka: Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak.”
Yesus mengajak murid-Nya setelah karya dan pelayanan yang mereka lakukan menyingkir ke tempat sunyi, untuk berdoa dan menemukan kekuatan baru dari Allah.
Dalam kesendirian dan kesunyian suara Allah lebih mudah kita dengar dan kita tangkap.
Doa menjadi sumber kekuatan dan petunjuk arah bagi siapa pun yang mau hidup dalam spiritualitas Yesus.
Apakah kita secara sadar memberi waktu untuk berdoa secara pribadi setiap hari?