TANGGAL 18 Februari yang lalu, portal berita katolik La Bussola Quotidiana memuat sebuah artikel yang membahas buku Pengusir Setan Terakhir: Pertempuran Saya melawan Setan” tulisan P. Gabriele Amorth dan Paolo Rodari (Penerbit Piemme, 2012).
Seperti yang dikatakan dalam pendahuluan oleh penulis, seorang pengusir setan yang paling terkenal yang masih hidup.
“Judul buku ini memang sengaja provokatif. Jelas bahwa saya bukan pengusir setan terakhir yang tersisa di dunia ini. Setelah saya akan ada orang lain dan sudah ada juga yang masih muda. Tapi di dunia jumlah kami begitu sedikit sehingga masing-masing dalam pertempuran sehari-hari merasa seolah-olah dirinya adalah yang terakhir, pengusir setan terakhir yang dipanggil untuk melawan musuh besar, pangeran dunia ini, yakni setan. Gereja, bahkan sekarang, sedikit bekerja untuk mendidik generasi baru pengusir setan. Uskup-uskup tidak banyak menentukan imam-imam pengusir setan. Ini adalah keluhan saya dan itulah sebabnya saya menerima buku ini diterbitkan dengan judul itu.”
Padre Amorth (86 tahun) menjelaskan lebih lanjut.
Serangan setan terutama ditujukan bagi mereka yang memegang kekuasaan di dunia. Karena mengendalikan orang-orang yang memiliki tanggungjawab besar berarti mengendalikan banyak orang. Kemudian yang paling banyak diserang adalah umat Gereja. Mengapa? Karena mereka harus menjadi orang-orang kudus Allah dan sebaliknya jika dikendalikan oleh setan menjadi musuh-musuhNya.
Membenci Paus
Setan terutama menyerang Paus. Kebenciannya kepada pengganti Petrus itu sangat sengit. Saya telah mengalaminya dalam banyak eksorsisme saya. Ketika saya menyebutkan Yohanes Paulus II, iblis-iblis sangat marah dengan mengeluarkan busa. Lainnya gemetaran. Lainnya lagi berteriak dan memohon untuk tidak menyebutkan namanya lagi. Begitu pun dengan nama Benediktus XVI. Setiap gerakan dari Joseph Ratzinger, liturgi-liturginya yang sangat teratur adalah pengusiran setan yang kuat terhadap kemarahan iblis.
Setelah Paus, iblis menyerang para kardinal, uskup dan semua imam dan religius. Itu hal yang biasa dan tak seharusnya mengejutkan. Dan bahkan tidak mengejutkan jika beberapa orang dalam Gereja, memberikan sanjungan dan dikendalikan oleh iblis. Para imam, biarawan dan biarawati dipanggil kepada perjuangan spiritual yang berat. Mereka sama sekali tidak boleh menyerah pada iblis. Jika mereka membuka pintu jiwanya, bahkan sedikit saja, iblis akan masuk dan mengambil seluruh hidup mereka. (Bersambung)
Halo..slam kenal.
Apakah buku ini sudah dijual di Indonesia?
Saya sudah membaca buku Padre Amorth yang pertama (yang sudah dijual di Indonesia) dan tertarik juga untuk membaca ini..
Mohon infonya.. Thanks. 🙂
sorry romo . tapi John paul 2 terlalu sering membawa katolik diluar topik. yg bagus bukunya , tapi nyatanya EENS
Syaloom, salam kenal juga…
wah saya tertarik banget, saya menunggu tulisan anda selajutnya..
trims Tuhan memberkati
Sdr. Balada, EENS adalah dogma Gereja Katholik. Saya rasa ini masih dan akan selamanya berlaku, ingat Paus adala pemimpin umat Katholik tertinggi yang memegang amanat Yesus untuk memimpin umatNya. Dalam hal pengajaran iman, beliau dilindungi rahmat istimewa Ilahi yang menjaga semua pengajaran imannya tidak pernah salah.