Kamis, 22 September 2016
Pekan Biasa XXV
Pkh 1:2-11;.Mzm 90:3-6. 12-114.17; Luk 9:7-9
Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
APA yang dapat kita renungkan dari Injil hari ini? Jangan seperti Herodes yang ingin bertemu dan melihat Yesus Kristus bukan atas dasar iman atau motivasi hati bertobat. Ia terus menunda untuk pertobatannya.
Sungguh, kita perlu bertobat tiap hari. Tidak cukup hanya berkata bahwa kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat pribadi kita tanpa lahir baru tiap hari. Kita harus mulai hidup baru kita dengan membarui pilihan kita pada Yesus Kristus tiap hari.
Pertobatan selalu mulai dengan penerimaan atas kegagalan dan kecenderungan kita pada yang jahat lalu kita mengandalkan kerahiman Allah melalui Yesus Kristus. Menarik bagiku belajar dari St. Filipus Neri yang biasa berkaca – bukan untuk narsis -tapi untuk berkata, “Tuhan, pandanglah Filipus hari ini, agar ia tidak lagi mengkhianati-Mu!” Kita dapat melakukannya juga dengan diri kita sesuai nama kita.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus; kita ingin berjumpa dan memandang Allah sebagai alasan pertobatan harian kita. Di sana kita ingin bertobat dari kelemahan dan dosa kita. Apakah kita mau lebih mendekatkan diri dengan Yesus Kristus, wajah kerahiman Allah bagi kita?
Tuhan Yesus Kristus kami tahu bahwa kami tak pantas bersama-Mu. Engkau sajalah Tuhan yang memiliki sabda hidup abadi dan kami percaya pada-Mu. Kami berlutut di hadirat-Mu dalam rasa penuh sesal ingin bertobat, bersembah sujud dan berharap pada kerahiman-Mu. Bantulah kami bertobat pada-Mu lebih sungguh lagi. Murnikanlah hati kami hingga kami boleh memandanf Dikau dalam hidup kami tiap hari dan memiliki Dikau dalam hidup yang akan datang kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)