SEKALI waktu, kami sekeluarga naik mobil mengangkut lima penumpang. Saya satu-satunya pria dewasa di mobil itu yang sekaligus menjadi sopirnya. Salah satu penumpang adalah menantu saya yang saat itu tengah hamil usia lima bulan.
Peristiwa naas kecelakaan fatal karambol ini terjadi di pertigaan Ngasem Boyolali. Di dekat traffic light; pas lampu menyala sudah merah. Kami pun berhenti dengan rapi. Hand brake pun sudah kami tarik. Demikian juga mobil di belakang saya terlihat sudah berhenti.
Tiba-tiba dengan kecepatan kencang dan suara keras, ada mobil omprengan nekad menyalib di antrian dan masuk di sela belakang mobil saya. Maka, kecelakaan karambol terjadilah. Tujuh mobil did epan kami ikut tersodok.
Kami semua selamat, meskipun kaca mobil belakang akhirnya jadi remuk berantakan jadi beras. Kami semua terkejut.
Puji Tuhan, anak dan menantu yang duduk di belakang rupanya masih baik-baik saja. Kami semakin percaya, kalau Tuhan selalu melindungi umatnya. Rasanya mau marah, tetapi luapan kemarahan itu diredam oleh isteri. Sudahlah, yang penting kita semua selamat.
Dalam permenungan saya berikut adalah berikut ini. Hidup beriman, namun perjalanan hidup tidak selalu semuanya mulus. Kadang Tuhan memberi cobaan atau peringatan.
Seperti biasa di awal perjalanan, kami selalu berdoa dulu. Inilah yang menyelamatkan kami. Dengan penyertaan Tuhan, kita diselamatkan.
Baca juga: Pertolongan Tuhan tak terduga, banting stir ke kanan dan terhindar dari bencana masuk sungai (2)