Perumpamaan Menjadi Medan Perjumpaan Iman

0
535 views
Ilustrasi -Komunikasi zaman dulu pakai tali dan kaleng by ist

Kamis, 21 Juli 2022

  • Yer. 2:1-3,7-8,12-13.
  • Mzm. 36:6-7ab,8-9,10-11;
  • Mat. 13:10-17.

MAKSUD baik belum tentu diterima dengan senang hati. Bahkan tidak sedikit orang yang merasa sakit hati atau terluka karena maksud baiknya ditentang atau ditolak

Terkadang pesan baik yang kita sampaikan disalah mengerti atau membuat hati, hinga lantas terluka dan menolak kita.

Maka, kita perlu melihat lagi cara dan sarana yang kita pakai untuk menyampaikan pesan kita.

Bisa saja letak persoalannya ada dalam media yang kita pakai untuk komunikasi atau cara kita berkomunikasi, hingga pesan yang baik dan indah jadi sumber permasalahan yang menimbulkan luka.

Seorang imam merasa sangat lelah karena seakan semua maksud baiknya tidak didukung oleh umat yang dilayaninya.

Penataan keuangan dan administrasi paroki yang tengah diperjuangkan mentok; bahkan ditentang keras oleh orang-orang yang merasa paling berjasa bagi paroki itu.

Semuanya seakan menjadi sulit karena banyak perkara yang tersebar karena komunikasi yang macet, hubungan menjadi renggang.

Pesan dan tujuan yang baik terhalang karena penyampaian pesan yang kurang mengena malah menimbulkan kesalahpahaman.

Hingga kemudian, sahabat tadi merubah cara komunikasi dia, dia mulai dengan kunjungan kepada umat khususnya dia berusaha mendengar kelompok basis yang ada.

Diia minta pengurus Gereja dan dewan paroki untuk ikut turun ke tengah-tengah umat untuk mendengarkan harapan dan kerinduan mereka.

Ide pembenahan masalah keuangan dan administrasi bahkan mulai bisa berjalan dengan baik.

Komunikasi yang terbaik itu membutuhkan ketulusan, kebenaran dan kesabaran hingga tidak ada pemaksaan terhadap orang lain.

Melalui perumpamaan Yesus menawarkan nilai bukan memaksakan ide dan gagasan-Nya bahkan

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.”

Para murid menyatakan ketidakmengertian mereka kepada Yesus, sehingga Yesus memberi penjelasan dan menerangi hati mereka.

Langkah iman inilah yang membuat mereka beroleh pengertian.

Bagi orang yang membuka hati akan terjadi proses bertanya, mencari, beroleh tuntunan dan aktif mengimani, sehingga terjadi pertumbuhan rohani.

Sebaliknya, bagi orang yang tidak membuka hatinya, pengajaran melalui perumpamaan akan membuat orang bebal semakin mengalami kebutaan rohani berkelanjutan dan kerajaan Surga semakin tertutup baginya.

Yesus mengajak pendengarnya untuk menggali secara lebih dalam, berpikir secara lebih bebas, dan menemukan yang terbaik dari berbagai pilihan yang mungkin terjadi.

Proses itulah yang diharapkan selalu terjadi dalam diri orang-orang beriman.

Pengajaran perumpamaan tidak hanya berhenti pada rumus matematis yang mati dan pasti.

Dengan mencari dan menggali, hidup akan menjadi semakin teruji.

Nilai-nilai kebaikan yang ditemukan akan lebih bertahan lama menjadi milik diri sendiri.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau berubah menjadi pribadi yang tanggap dan mau mendengarkan Kehendak Allah dalam hidup ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here