Bacaan 1: Kel 12:1-8.11-14
Bacaan 2: 1Kor 11:23-26
Injil: Yoh 13:1-15
Ada pepatah “setiap pertemuan pasti ada perpisahan”. Ini memang terjadi dalam kehidupan setiap manusia. Setiap orang yang kita kenal tak akan pernah bisa menemani selamanya, suatu saat akan berpisah.
Perpisahan bisa karena apa saja, termasuk kematian.
Biasanya seseorang yang akan meninggal ada pesan-pesan terakhir yang disebut “amanat”. Ucapan terakhir atau amanat tersebut penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan.
Pesan terakhir Tuhan Yesus terjadi saat “Perjamuan Terakhir”, menjelang Paskah Yahudi. Pesan itu adalah “kasih” untuk saling melayani sesama yang dimeteraikan sebagai Ekaristi. Banyak umat tidak peduli makna Ekaristi karena menjadi sebatas kewajiban rutin saja.
Ekaristi dilakukan untuk mengenang kematian Tuhan Yesus hingga Ia akan datang lagi ke dunia.
Dalam bacaan hari ini, teladan kasih yang diwariskan-Nya adalah pembasuhan kaki (melayani) dan pemberian Diri:
“Inilah Tubuh-Ku… Inilah Darah-Ku yang diserahkan bagimu… perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!…”
Tuhan Yesus menghendaki setiap murid-Nya melakukan hal yang sama (melayani sesama) seperti disabdakan-Nya:
“Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Jadi, kita saling mengasihi itu karena melaksanakan perintah Tuhan.
Hal ini juga ditekankan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.
Tuhan juga memberikan perintah dan teladan kepada bangsa Israel, melalui Musa dan Harun untuk mengenang penyelamatan “Bangsa Pilihan” itu keluar dari Mesir. Dilakukan secara turun temurun sebagai sebuah kewajiban, inilah Paskah.
Dalam peristiwa Paskah, Tuhan akan melindungi bangsa Israel dari tulah kemusnahan yang dijatuhkan pada bangsa Mesir, saat melihat torehan darah di tiang pintu dan ambang atas di rumah.
Pesan hari ini
Pesan terakhir Yesus yang wajib dilaksanakan setiap umat kristiani adalah saling mengasihi dan melayani sebagai sebuah pemberian diri dalam pelayanan.
“Tersenyumlah dan berhentilah menangis, karena air matamu hanya akan membuat kaki ini sulit untuk melangkah.”