BAPA Suci Paus Fransiskus menekankan hal berikut ini.
“Keluarga adalah suatu persekutuan kasih. Setiap orang dipanggil untuk menjadi suci. Dan suci artinya mempunyai cinta kasih seperti Allah sendiri adalah kasih.”
“Maka menjadi anggota keluarga merupakan kesempatan untuk menjadi suci. Karena di dalam keluarga, orang mempunyai kesempatan untuk mengasihi.”
Kesempurnaan cinta kasih
Kesucian adalah kesempurnaan cinta kasih.
Kalau orang bisa mencintai dengan sungguh-sungguh, maka dia itu suci.
Kalau orang tidak bisa mencintai membenci, iri hati, dendam, menciderai, melukai -bahkan sampai membunuh- maka semua itu bertentangan dengan cinta kasih. Karenanya, ia belum kudus.
Di dalam keluarga, Tuhan menempatkan orang untuk belajar menjadi kudus. Karena di dalam keluarga itu, diharapkan orang saling mencintai, suami-isteri saling mencintai, rela berkurban, memaafkan dan memahami.
Ayah terhadap anak. Ibu terhadap anak. Dan sebaliknya anak terhadap orangtua. Di dalam keluarga inilah, sekolah cinta kasih di dalam keluarga dan di sinilah orang berlajar menjadi kudus.
“Saya senang, bahwa terakhir ini ada pasangan suami-isteri pertama yang dikuduskan oleh Gereja yakni orangtua Santa Theresia Lisieux. Orangtuanya menjadi orang kudus. Semoga menyusul yang lain.”
“Mari kita doakan semoga keluarga menjadi tempat di mana orang menjadi kudus karena mampu saling melayani saling mengampuni dan saling berkurban.”
“Inilah panggilan keluarga kristiani. Kita doakan semoga keluarga kristiani sungguh menjadi tempat di mana orang belajar menjadi kudus.”
Demikian penggalan homili yang disampaikan oleh Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm pada misa penutupan Pertemuan Keluarga Sedunia ke-X atau yang dikenal juga dengan World Meeting of Families (WMOF).
Misa dilaksanakan di Gereja Katedral Malang pada hari Minggu 26 Juni 2022 pukul 16.30 WIB. Dengan konselebran Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Malang Romo Timotius Ketut Adi Hardana MSF dan Pastor Paroki SPMGK Katedral Malang Romo Ignasius Adam Suncoko Pr.
Dalam misa sore dengan cuaca yang mendung disertai hujan rintik-rintik hadir umat Paroki Katedral Malang. Juga para wakil umat dari paroki-paroki se Dekenat Malang Kota.
Katekese keluarga
Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Malang Romo Ketut MSF pada akhir misa, bahwa katekese Pertemuan Keluarga Sedunia ke X telah dilaksanakan dengan baik di seluruh paroki yang ada di Keuskupan Malang.
Mulai dari ujung timur di Dekenat Blambangan sampai Dekenat Selatan Malang di barat daya wilayah Keuskupan Malang. Dengan membahas tema “Kasih Keluarga: Panggilan dan Jalan Kekudusan”.
Pelaksanaan katekese yang menekankan pada pastoral keluarga dengan tujuh sub tema lebih diarahkan kepada umat di stasi, lingkungan. Artinya mengajak sebanyak mungkin umat untuk berpartisipasi dalam kegiatan katekese keluarga.
Pada kesempatan ini, Romo Ketut MSF juga menyampaikan terimakasih kepada panitia para fasilitator yang telah membuat modul katekese.
Juga mengapresiasi pastor-pastor paroki bersama DPP yang secara aktif merespon tawaran yang telah disampaikan dan juga telah sungguh melaksananakan dengan baik.
Melalui hasil monitoring oleh para fasilitator diperoleh laporan. Bahwa kegiatan katekese memang telah dilaksanakan di lingkungan-lingkungan atau umat basis.
Serta banyak kreatifitas yang menyertainya dari lingkungan dan paroki yang patut diacungi jempol.
Ada beberapa paroki menindaklanjuti dengan rekoleksi keluarga yang dibimbing sendiri oleh pastor paroki. Dengan menghadirkan ayah-ibu-anak-anak dan ditutup dengan Perayaan Ekaristi, sebagaimana dilaksanakan oleh paroki-paroki dari Dekenat Blambangan.
Dari Paroki Albertus de Trappani Blimbing diperoleh kabar bahwa DPP dibantu fasilitator Komisi Keluarga Keuskupan Malang menyelenggarakan katekese WMOF. Kepada umat lingkungan-lingkungan di 44 lingkungan dan satu lingkungan Kuasi Pagas.
Sebanyak 22 orang narasumber atau pemandu katekese di lingkungan disiapkan. Atau diberi pembekalan terlebih dahulu oleh pastor paroki.
Juga menyelenggarakan Pekan Festival Keluarga dengan mengundang kelompok kategorial dan umat lingkungan, dilanjut dengan pertemuan sesuai tema WMOF yang dikemas dengan pertunjukan, dialog dan sharing serta melibatkan anak-anak muda paroki.
Lomba foto dan video tentang kehidupan keluarga, dan misa penutup Pertemuan Keluarga (WMOF) Minggu, 26 Juni 2022.
Belum selesai
Misa penutup tidak berarti katekese sudah selesai. Namun ada tindak lanjut untuk penerapan katekese dalam keluarga yang akan dilaksanakan selama bulan Juli-Desember 2022.
Sedang dari Paroki MDKS Malang diperoleh kabar bahwa katekese dilaksanakan di lingkungan-lingkungan, pastor paroki juga kreatif dengan membuat modul berisi 7 katekese Pertemuan Keluarga Sedunia X dan disebarkan ke seluruh warga.
Katekese dilaksanakan bersama dengan Doa Rosario selama bulan Mei-Juni 2022.
Sebagai bentuk partisipasi perayaan WMOF, pada tanggal 22-24 Juni 2022 telah dilaksanakan misa peringatan untuk pasutri dengan usia pernikahan 0-11, 11-25 dan di atas 25 tahun.
Puncaknya pada 26 Juni 2022 dilaksanakan Misa Peneguhan dan Pengutusan 22 Pendamping Keluarga Lingkungan.
Selain itu, pada malam harinya para ketua lingkungan se Paroki MDKS juga diundang untuk mengikuti rekoleksi menutup Pertemuan Keluarga Sedunia X ini. Dengan mengundang narasumber Dr. Paskalis Edwin I Nyoman Paska.
Kredit foto: Komsos Keuskupan Malang dan Panitia WMOF Paroki.