Selasa 6 Agustus 2024.
Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19;
Mzm. 97:1-2,5-6,9;
Mrk. 9:2-10
MEMPERJUANGKAN nilai keutamaan hidup bukan suatu perkara yang mudah. Dalam hal ini, dibutuhkan upaya atau kerja keras agar kita bisa mewujudkan nilai keutamaan yang kita rindukan.
Meskipun sulit, namun sebuah perjuangan harus didasari dengan niat tulus dan semangat kuat. Tanpa dua hal ini, tentu kita akan mudah berhenti dan menyerah, ketika mendapatkan hambatan yang sulit.
Dengan begitu, penting untuk melihat dan memupuk kembali niat serta semangat agar perjuangan dalam mengembangkan nilai dan kejujuran bisa mencapai hasil yang baik.
Salah satu cara memupuk niat dan semangat yaitu dengan menampilkan dan mempresentasikan jati diri kita yang sesungguhnya.
Mari belajar dari Carlo Acutis, meskipun ia meninggal dunia pada usia yang sangat muda, ia meninggalkan warisan yang kuat.
Kesaksian hidupnya tentang iman dan dedikasi untuk Tuhan telah menginspirasi banyak orang, termasuk mereka yang menghadapi tantangan spiritual dan kesehatan.
Pada tahun 2006, pada usia 15 tahun, Carlo didiagnosis menderita leukemia. Selama masa sakitnya, Carlo tidak hanya berdoa dengan tekun tetapi juga terus memperdalam hubungannya dengan Tuhan dan mendedikasikan waktu untuk pelayanan rohani.
Selama masa perawatan, Carlo memiliki keyakinan mendalam bahwa Tuhan sedang berbicara kepadanya, memberikan kedamaian dan kekuatan untuk menghadapi penderitaannya. Dia juga sangat berfokus pada keinginannya untuk meninggalkan warisan spiritual bagi orang lain, yang ia lakukan dengan cara mengumpulkan dan mendokumentasikan kesaksian mengenai mukjizat Ekaristi di seluruh dunia, menggunakan keterampilan teknologi yang dia miliki.
Meskipun Carlo Acutis meninggal dunia pada usia yang sangat muda, ia meninggalkan warisan yang kuat. Kesaksian hidupnya tentang iman dan dedikasi untuk Tuhan telah menginspirasi banyak orang, termasuk mereka yang menghadapi tantangan spiritual dan kesehatan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
Kemuliaan Yesus yang bersinar di gunung Tabor mengingatkan kita bahwa Dia adalah pusat dari iman kita. Dia adalah Tuhan yang memiliki kuasa atas segala sesuatu di muka bumi maupun di atas langit.
Kehadiran Musa dan Elia saat transfigurasi menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan dari seluruh hukum dan nubuat Perjanjian Lama. Ini mengajarkan kita bahwa semua janji Tuhan dalam Kitab Suci terpenuhi dalam Yesus.
Kemuliaan Yesus yang bersinar adalah contoh dari kehidupan yang dikuasai oleh cahaya Tuhan. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam cahaya kemuliaan Tuhan dan mencerminkan karakter-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku mendengarkan suara Tuhan dalam hidupku?
