- Bacaan 1: Kis. 2:36-41
- Injil: Yoh. 20:11-18
Cinta mampu mengalahkan segalanya termasuk rasa takut. Setiap relasi tentu memiliki perjalanan yang penuh suka duka. Saat mengalami suka maka semua terasa indah dan baik-baik saja. Namun cinta diuji saat mengalami duka, cinta bisa berubah ke negatif.
Seseorang kadang memilih mundur dan enggan berjuang saat cintanya terasa sulit.
Tidak demikian dengan Maria Magdalena, cintanya kepada Yesus tidak pudar meski Dia tidak ada lagi bahkan mati disiksa dengan cara brutal. Maria tetap ingin dekat dan menjumpai cintanya di pemakaman-Nya. Maria tidak takut pergi ke kubur di saat pagi belum juga merekah.
Maria Magdalena adalah saksi pertama yang dijumpai Yesus setelah Kebangkitan-Nya. Dan Tuhan Yesus mengutusnya kepada para rasul:
“…pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!”
Dari pengutusannya ini, Thomas Aquinas memberinya gelar terhormat:
”Apostola Apostolarum”, (Rasul dari para rasul).
Memahami tugas pengutusan Maria Magdalena, maka tugas yang sama menjadi misi kita sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus. Tidak takut namun berani mewartakan Kebangkitan-Nya kepada orang-orang di sekitar kita.
Gereja Perdana terus mengalami perkembangan pesat karena pewartaan para rasul, diantaranya adalah pewartaan Rasul Petrus. Lukas sebagai penulis Kisah para rasul mengatakan:
“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.”
Pesan hari ini
Mari kita pergi, kita diutus. Demikian romo selalu berpesan saat mengakhiri Misa Kudus. Wartakan Kebangkitan-Nya kepada orang-orang di sekitarmu, itulah misimu.
“Tetap fokus pada garis finis dan bukan pada kekacauan di sekitarmu.”
