DALAM konteks ini, Pater Adolfo Nicolas SJ mengingatkan bahwa “evangelisasi baru” harus benar-benar dilaksanakan dengan cara dan semangat yang baru. Hal ini diungkapkan oleh Pater Adolfo pada kesempatan memberikan tanggapan resmi di Aula Sinode pada 8 Oktober.
Ditegaskan oleh “Papa Nero” ini, bahwa Konsili Vatikan II dengan seluruh semangat “aggionamento”-nya, sebenarnya sudah menggariskan tolok ukur pembaharuan itu yaitu dialog dengan budaya dan tradisi. Kalau cara kita mewartakan Injil, lebih banyak dengan “cara pandang” Eropa atau Barat, kita akan ketinggalan “momentum”.
Pusat dunia, kini bukan Eropa lagi.
Menurut Jendral Jesuit ini, para Jesuit selalu dilatih untuk menemukan Tuhan dalam segala hal (to find God in all things). Maka para Jesuit akan terus aktif bersikap ”positif” dan suka berdialog dengan cara hidup dan budaya siapa pun dan di mana pun. Jenderal Jesuit yang menghabiskan sebagian besar hidup dan pelayannya di Asia ini juga menegaskan perlunya dialog dengan Islam sebagai tuntutan mendesak “evangelisasi baru” sekarang ini.
Propositiones
Sinode Agung sendiri dalam rangka Pesta Emas Konsili Vatikan II sudah berakhir pada 28 Oktober yang lalu. Sidang yang berlangsung dari tanggal 7 Oktober ini (dan juga dihadiri oleh Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo dan Uskup Agung Jayapura Mgr. Leo Laba Lajar OFM ini) menghasilkan 38 propositiones, yaitu rekomendasi resmi yang dihasilkan oleh “General Assemby” Sinode Agung itu.
Menurut ketentuan Ordo Synodi Episcoporum (artikel 15 dan 39), propositiones itu ditulis dalam bahasa Latin. Sifatnya masih “confidential” karena pada saatnya nanti akan menjadi bahan bagi paus dalam menerbitkan dokumen resmi gereja yang bersangkutan dengan tema Sinode (Evangelisasi Baru dan Pewartaan Iman Kristen).
Propositiones ini adalah hasil akhir dari pelbagai persiapan, diskusi, masukan baik yang berlangsung sebelum maupun selama Sinode. Materi Sinode yang dipegang oleh peserta Sinode ada macam-macam, misalnya: Lineamenta, Instrumentum laboris, Relatio ante disceptationem, dan Relatio post disceptationem.
Yang terakhir ini biasanya disebut : Nuntius atau Pesan kepada Umat Allah.
Pada akhir Sinode Agung 28 Oktober 2012 yang lalu, pesan untuk umat atau Nuntius ini dipresentasikan secara resmi oleh Panitia Sinode. Hadir pada konperensi Penutupan Sinode dan presentasi itu : Kardinal Giuseppe Betori, Uskup Firenze Italia (Presiden Komisi Pesan Sinode), Uskup Pierre-Marie Carre dari Montpellier, Perancis (Sekjen) dan Uskup (yang lalu ditunjuk menjadi Kardinal) Luis Antonio G. Tagle dari Manila (Sekretaris Khusus).
Ada 14 butir pesan Sinode Agung itu untuk kita semua yaitu:
- Seperti wanita Samaria yang bertemu Yesus di tepi sumur;
- Sebuah “evangelisasi” (pewartaan Injil) yang baru;
- Pertemuan pribadi dengan Jesus dalam Gereja;
- Kesempatan bertemu Yesus dan mendengarkan SabdaNya;
- Mewartakan Injil bagi diri sendiri dan keterbukaan pada tobat yang sejati;
- Menilik kesempatan mewartakan Injil secara baru di jaman sekarang;
- Pewartaan Injil, keluarga dan panggilan kesucian;
- Gereja setempat sebagai “agen” pewartaan Injil;
- Orang muda yang bertemu Kristus;
- Injil dalam dialog dengan budaya dan pengalaman agama-agama lain;
- Memperingati Konsili Vatikan II dengan pendalaman iman dari Katekismus Gereja Katolik di Tahun Iman ini;
- Kontemplasi pada kenyataan kemiskinan dan penderitaan yang terjadi di sekitar kita;
- Mengenal gereja-gereja di seluruh dunia;
- Bunda Maria, penerang kita di kala berjiarah di gurun pasir kehidupan ini;
Begitulah, Sinode Agung sudah selesai. Para Bapak Uskup di Indonesia melanjutkannya dengan Sidang KWI.
Dalam pendapat Steve Jobs yang dikutip Jendral Jesuit itu, pesan dari para “produsen” sudah diberikan. Kita para “konsumen” tinggal mendalami dan melaksakannya. Karena para “konsumen” itulah ukuran sukses perhelatan akbar Konsili maupun Sinode (juga tentunya Sidang KWI).
Semoga ke-14 tema itu, selama setahun kita merayakan Tahun Iman ini, bisa menginspirasi pejiarahan iman kita di padang gurun kehidupan ini. “Bunda Maria, cahaya dan bintang benderang, terangilah perjalan iman kami di gersangnya gurun kehidupan ini!”
Artikel terkait: Pijar Vatikan II di Tahun Iman: “Kami Terinspirasi Steve Jobs,” Kata Pater Jenderal Jesuit (9A)