DENGAN Konsistori 5 Oktober 2019 hari Sabtu (5/10/19) pekan lalu itu, Paus Fransiskus berhasil mengubah “peta” collegio para kardinalnya.
Dalam conclave (pemilihan Paus) terakhir yang membuat Kardinal Bergoglio dari Argentina itu terpilih menjadi Paus Fransiskus, para kardinal pemilih waktu itu berasal dari 48 negara.
Kini, dengan kloter para Kardinal baru angkatan Mgr. Suharyo ini, jumlah kardinal electors (Kardinal pemilih Paus baru) berubah menjadi 128, yang berasal dari 68 negara.
Dalam dua bulan ke depan, empat orang kardinal pemilih akan melewati usia 80 tahun, maka jumlahnya turun menjadi 124.
Peningkatan keterwakilan 20 negara baru dalam pemilihan Paus, menjadi tanda jelas keseriusan Paus Fransiskus menghadirkan kesemestaan gereja Katolik dunia di zaman yang cepat berubah ini.
Dengan bertambahnya para kardinal baru angkatan Mgr. Suharyo ini, Paus Fransiskus kini “mencetak” lebih banyak kardinal pemilih dibanding para Paus pendahulunya.
Dari 124 kardinal pemilih yang ada, kardinal-kardinal yang “dicetak” oleh Paus Fransiskus ada 66. Sedangkan yang “dicetak” oleh Paus Emeritus Benedictus XVI ada 42, dan yang “diciptakan” oleh Santo Paus Yohanes Paulus II tinggal 16.
Kardinal peserta Konsili Vatikan II
Dalam “bingkai” Konsili Vatikan II, ada semacam “tanda-tanda” zaman yang menyertai pelantikan para kardinal baru seangkatan Mgr. Suharyo ini.
Dua hari setelah pengumuman penunjukan kardinal baru angkatan Mgr. Suharyo, Kardinal paling sepuh di dunia meninggal dunia.
Pada 3 September 2019, Kardinal José de Jesús Pimiento Rodríguez, Uskup Agung Emeritus dari Keuskupan Agung Manizales Colombia, wafat pada usia 100 tahun. Dengan wafatnya Kardinal Pimiento, collegio para kardinal kehilangan satu-satunya kardinal yang pernah mengikuti Konsili Vatikan II.
Kardinal Pimiento lahir di Zapatoca, Colombia, pada 18 Februari 1919 dan ditahbiskan menjadi imam pada 14 Desember 1941.
Pada bulan Desember tahun 1955, Paus Pius XII menunjuknya menjadi Uskup Auxilier untuk Keuskupan Pasto.
Empat tahun kemudian, Paus Yohanes XXIII mengangkatnya menjadi Uskup Montería. Dari sana, Paus Paulus VI memindahnya ke Keuskupan Garzón-Neiva pada Februari 1964.
Pada tahun 1962-1965 itu, Mgr. Pimiento mengikuti seluruh sesi Konsili Vatikan II.
Tahun 1972 ia terpilih menjadi Ketua Konferensi Uskup Colombia. Bulan Mei 1975, ia ditunjuk Paus Paulus VI menjadi Uskup Agung Manizales sampai pensiun pada tahun 1995.
Dengan wafatnya Kardinal Pimiento, hilang sudah satu-satunya orang yang pernah mengalami sembilan Paus dalam hidupnya dan delapan Paus di antaranya dialami sebagai Uskup atau Kardinal.
Sampai wafatnya, Kardinal Pimiento mengalami hidup di masa Paus Benedictus XV, Paus Pius XI, Paus Pius XII, Paus Yohanes XXIII, Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus I, Paus Yohanes Paulus II, Paus Benedictus XVI, dan Paus Fransiskus.
Kardinal tertua dan termuda
Dengan wafatnya Kardinal Pimiento bulan lalu, kini kardinal tertua berikutny dipegang oleh Kardinal Jesuit asal Perancis: Albert Cardinal Vanhoye SJ.
Kardinal Vanhoye adalah teolog besar Perancis, yang berusia 96 tahun (lahir pada 24 Juli 1923).
Sementara Kardinal paling muda, sekaligus kardinal pemilih termuda sekarang ini dipegang oleh Kardinal Dieudonné Nzapalainga dari Republik Afrika Tengah, negara paling miskin di dunia.
Kardinal Nzapalainga lahir pada 14 Maret 1967. Kardinal paling muda di dunia dari Afrika Tengah ini adalah satu-satunya Kardinal sekarang ini yang lahir sesudah Konsili Vatikan II.
Pelan tapi pasti, Gereja pun sebagai realitas dunia ini, akan terkena “hukum alam perjalanan waktu”. (Berlanjut)