KETIKA Pilatus menyatakan bahwa sama sekali tidak ada alasan untuk menghukum Yesus, rakyat menyadari Pilatus hendak memilih melepas Yesus. Suasana jadi tidak terkendali. Rakyat memutuskan menempuh jalur di luar hukum.
Tindakan rakyat ini tidak membuat Pilatus mengubah paradigmanya bahwa Yesus benar-benar tidak bersalah. Tetapi rakyat kembali berteriak menolak pernyataan dan rencana Pilatus untuk bebaskan Yesus.
Sekali lagi dengan tegas Pilatus menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk mengadili dan menghukum Yesus…!. Tetapi ternyata teriakan rakyat makin ramai dan lebih keras berteriak mendesak Pilatus.
Akhirnya Pilatus menyerah. Pilatus menyerah kepada desakan teriakan rakyat, bukan pada aturan hukum. Yang diteriakan rakyat pada waktu itu adalah: “Salibkan Yesus dan bebaskan Barabas!
Barabas adalah seorang pembunuh. Rakyat yang sudah terprovokasi imam-imam kepala tetap minta Pilatus menghukum mati Yesus dan membebaskan Barabas.
Maka akhirnya Barabas Sang Pembunuh itu dilepaskan dan Yesus Anak Allah dihukum mati. Imam-imam Kepala dengan gemilang berhasil mencapai tujuannya. Imam-imam kepala memilih membebaskan Barabas, dengan dasar pemikiran, “ASAL BUKAN YESUS” yang dibebaskan.
Alasannya adalah karena kehadiran Yesus yang mulai populer adalah ancaman bagi Imam-imam Kepala dan kepentingannya. Mereka khawatir kehilangan pengaruh serta segala kenikmatan sebagai Imam-imam Kepala.
Memilih dengan hati
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita bingung menentukan pilihan. Sering kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Dalam konteks, pemilihan kepala daerah atau nasional, tidak mudah bagi kita untuk menentukan pilihan yang tepat bebas dari segala kepentingan. Sementara di sisi lain kita wajib menentukan pilihan.
Baiklah kita belajar dari cerita di atas. Menurut saya, janganlah kita menjatuhkan pada pilihan yang salah. Pilihan kita bisa salah bila kita tidak mendengarkan hati nurani. Pilihan kita bisa salah bila kita sudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.
Memilih itu gampang, tetapi menentukan pilihan yang tepat tidak mudah. Dibutuhkan kejernihan hati, bukan emosi. Dibutuhkan kejujuran, bukan ambisi.
Suara rakyat adalah suara Tuhan, dan marilah sebagai rakyat kita menggunakan hak pilih dengan tepat serta tidak terpengaruh provokasi para pemangku kepentingan-kepentingan yang tidak tepat.
Maka carilah kehendak-Nya, bukan kehendak pemangku kepentingan. Pilihlah pemimpin yang tepat untuk kepentingan kita semua.
Zaman sekarang , masih sama ; pilih Yesus atau Mamon .
Jawabannya kompak : MAMON MAMON MAMON .