Bacaan 1: Rm 16:3-9. 16. 22-27
Injil: Luk 16:9-15
Kalimat candaan yang sedang trend di kalangan warganet ketika teman ingin meminjam uang tapi sulit untuk membayarnya.
Beberapa hari lalu Presiden Jokowi melantunkan pantun, “Pinjam Dulu Seratus” di hadapan 100 petinggi KOMPAS yang hadir di proyek Ibu Kota Negara (IKN).
“Dikit-dikit uang, dikit-dikit duit. Dan memang iya, bener juga duit itu perlu untuk membangun negara ini,” ucap Jokowi.
Membangun negara memang butuh uang.
Setiap orang membutuhkan uang untuk hidup, misalnya membeli makanan, pakaian dan keperluan lain. Namun ada sebagian orang terjebak dan menjadi budak uang.
Uang memang dibutuhkan namun juga bisa menjadi sumber masalah.
Hari ini Tuhan Yesus berbicara bagaimana para pengikut-Nya harus bijak dalam “bergaul” dengan harta duniawi, yaitu “Mamon”.
Mamon berasal dari kata Aram, memiliki arti, teguh, kuat, kokoh. Jadi, dapat diartikan sebagai “sesuatu yang diandalkan”. Namun juga berarti merendahkan; mencari keuntungan secara tidak benar, keserakahan, yang menguasai seseorang dan berpaling dari pelayanan kepada Allah.
Karena mengandung makna “sesuatu yang tidak benar”, maka Mamon bisa menggoda setiap orang untuk berbuat tidak benar (menyimpang dari jalan Tuhan) dan memperbudak manusia.
Pertanyaannya, kenapa Tuhan Yesus justru menyuruh para pengikut-Nya menggunakan Mamon untuk mengikat persahabatan? Ga bahaya ta?
Tuhan Yesus justru ingin mengingatkan agar para pengikut-Nya tetap setia dalam iman dan tidak jatuh dalam ketamakan. Mamon harus ditaklukkan dan digunakan untuk tujuan baik misal membantu sahabat.
“Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur,…
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
Jika dalam perkara “tidak benar” (Mamon) kita tidak mampu menaklukkan, bagaimana bisa setia dalam hal “harta yang sesungguhnya”, yaitu harta surgawi. Demikian kira-kira yang dimaksudkan Tuhan Yesus.
Dalam akhir suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus memberi salam kepada para sahabat yang ia kenal sejak di Korintus dan Asia Kecil. Dengan menggunakan Mamon, ia meminta jemaat memberi bantuan hidup kepada Febe (pembawa surat), pemimpin jemaat di Kengkrea, Korintus.
Pesan hari ini
Jadikan Mamon sebagai hambamu dan bukannya malah menjadi hamba Mamon.
Tetap setia dalam iman Kristus.
“Ketamakan itu adalah lubang tanpa dasar, benar-benar tak ada habisnya.”