HARI Selasa (18.8/2020) ini, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin “Bibi” Netanyahu membantah laporan berita Yedioth Ahronot –salah satunya—yang menyebut ada “imbalan” bagi Uni Emirat Arab (UEA) atas kesediaannya membuka hubungan diplomatiknya dengan Israel. Upah itu –sebagaimana dirilis oleh Yedioth Ahronot pagi ini, menyebutkan UEA akan bisa membeli jet tempur multi fungsi stealth dari Lockheed Martin, AS.
“Sejak awal, Perdana Menteri (Israel) selalu menentang gagasan penjualan F-35 dan alutsista modern kepada negara-negara di Timur Tengah; termasuk negara-negara Arab manakala mereka ingin menjalin hubungan damai dengan Israel,” demikian siaran pers Kantor PM Israel sebagaimana Selasa petang ini dirilis oleh The Jerusalem Post dan Times of Israel.
Kebijakan soal menjaga keamanan Israel tidak pernah berubah, lanjutnya.
Tanggal 3 Agustus 2020, Dubes Israel untuk Amerika Serikat Ron Dermer menyampaikan notifikasi penting kepada Menlu AS Mike Pompeo.
Sementara, Menhan Israel sekaligus Kandidat PM berikutnya Benny Gantz menegaskan bahwa Israel tidak akan mengorbankan jaminan keamanan negaranya sebagai “imbalan” atas normalisasi hubungan politik dengan satu negara di Timur Tengah mana pun.
“Saya akan membicarakan masalah ini dengan Menhan UEA sekaligus Menlu Israel Gabi Ashkenazi,” papar Gantz, mantan Panglima Israeli Defense Force (IDF).
Menlu Gabi Ashkhenazi juga mantan Panglima IDF.
Keduanya berpendapat, jet tempur jenis stealth multi fungsi F-35 II Lightning besutan Lockheed Martin merupakan jet tempur modern paling canggih di dunia saat ini. Dan mereka tidak rela kalau alutsista udara paling modern dan canggih ini sampai “jatuh” ke tangan pihak mana pun.
Menteri Intelijen Eli Cohen menekankan pendapat yang sama.
Saat ini, F-35 hanya dimiliki sejumlah negara yang dianggap sekutu kuat Amerika Serikat. Yakni, Australia, Belgia, Denmark, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Norwegia, Polandia, Korsel, Inggris, dan tentu saja semua jajaran Angkatan Bersenjata Amerika (US Air Force, US Navy, dan US Marines Corps).
Turki awalnya juga dijanjikan Pentagon boleh membeli F-35 II Lightning ini. Namun, proposal itu kemudian dibatalkan sepihak oleh Washington. Lantaran Ankara tidak jadi membeli rudal anti serangan udara Patriot buatan AS, melainkan rudal S-400 buatan Rusia.
PS: Diolah dari JP dan Times of Israel.